Unik tapi Ngeri Hujan Katak di Brazil, Kataknya Masih Hidup atau Sudah Mati?
fenomena hujan katak--
NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID - Fenomena hujan katak di Brazil yang terjadi pada Oktober 2025 benar-benar membuat dunia heboh.
Ribuan katak tampak jatuh bersamaan dengan air hujan. Banyak warga yang merekam kejadian itu dan membagikannya ke media sosial hingga akhirnya viral.
Secara ilmiah, fenomena hujan katak ini bisa dijelaskan. Para ilmuwan menyebut peristiwa tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh tornado air atau waterspout, yaitu pusaran angin kuat yang terbentuk di atas permukaan air.
Angin berputar ini mampu menghisap hewan-hewan kecil seperti katak atau ikan dari rawa dan sungai, lalu membawanya ke atmosfer sebelum akhirnya menjatuhkan mereka di tempat lain bersamaan dengan hujan.
Fenomena serupa bukan kali ini saja terjadi. Beberapa negara seperti Serbia, Jepang, dan Australia juga pernah mengalami “hujan hewan” serupa di masa lalu.
Tapi yang terjadi di Brazil menarik perhatian dunia karena jumlah kataknya sangat banyak dan menyelimuti seluruh area pedesaan.
BACA JUGA:237 Unit Laptop Siap Dibagikan ke Guru SD dan SMP di Mukomuko, Ini Jadwalnya
Walaupun bisa hidup di darat, Katak sangat bergantung pada air dan kelembapan untuk bertahan hidup.
Kulit mereka berfungsi sebagai alat pernapasan tambahan selain paru-paru. Jika kulitnya kering, katak akan kesulitan bernapas dan akhirnya mati.
Umumnya, katak hanya bisa bertahan hidup di udara kering selama beberapa menit hingga beberapa jam saja, tergantergantungtung jenisnya.
Jadi, besar kemungkinan sebagian besar katak yang jatuh dalam fenomena hujan ini sudah tidak bernyawa ketika sampai di tanah.
Nah, meskipun katak-katak itu sudah mati, ternyata bahayanya belum benar-benar hilang. Beberapa jenis katak memiliki racun alami yang tersimpan di kulit dan kelenjarnya.
Zat beracun ini tidak serta-merta hilang ketika katak mati racunnya bisa tetap aktif hingga waktu tertentu sebelum akhirnya terurai.
BACA JUGA:Sinkronisasi Data Perkuat Langkah Bengkulu Menuju Swasembada Pangan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


