Beliau memilih seorang janda bernama Sawdah binti Zam’a. Sawdah dan suami pertamanya termasuk diantara orang-orang yang paling awal masuk Islam yang berimigrasi ke Abyssinia.
Suaminya meninggal di pengasingan dan dia ditinggalkan sebagai janda miskin dengan anak-anak kecil.
BACA JUGA:Khadijah, Orang Pertama yang Memeluk Islam dan Pernikahannya dengan Nabi Muhammad
Nabi Muhammad meminta persetujuan untuk pernikahan mereka dari orang tua non-Muslim Sawdah. Orang tua setuju dan kemudian mengarahkannya untuk meminta persetujuan dari Sawdah sendiri.
Dengan persatuan ini, rumah tangga Sawdah dan Nabi SAW menyatu dan Nabi memiliki lebih banyak waktu untuk menjalankan misi kenabian. Mereka menikah selama tiga tahun sebelum Nabi mengambil istri lagi.
Sawdah mendapat kehormatan besar menjadi seorang imigran demi Islam pada dua kesempatan, ke Abyssinia dan kemudian ke Medina.
Dia adalah yang pertama dari sejumlah janda yang dinikahi Nabi. Sawdah memiliki reputasi sebagai wanita yang baik, dermawan dan periang.
Aisyah binti Abu Bakar (lahir 612–meninggal 678 M)
Aisyah adalah putri Abu Bakar, salah satu sahabat dan pendukung terdekat Nabi Muhammad. Pertunangannya dengannya di usia muda memperkuat hubungan itu.