Nira yang keluar dikumpulkan dalam wadah bambu atau tempurung kelapa.
Biasanya, wadah ini sudah berisi sedikit bahan alami seperti sabut kelapa atau kulit kayu yang mengandung mikroorganisme alami untuk mempercepat fermentasi.
• Fermentasi Alami
Setelah terkumpul, nira dibiarkan berfermentasi selama kurang lebih 24 jam. Dalam waktu singkat, cairan manis itu akan berubah menjadi tuak dengan rasa asam segar dan kadar alkohol ringan.
• Penyaringan
Tuak yang sudah matang disaring agar jernih dan siap diminum. Biasanya, tuak segar berwarna putih keruh dan memiliki aroma khas yang kuat.
BACA JUGA:4 Fenomena Aneh yang Pernah Terjadi di Dunia, Sulit Dipercaya Tapi Nyata!
2. Tuak dari Beras Ketan
• Memasak dan Mendinginkan Ketan
Beras ketan dimasak hingga matang, lalu didinginkan sampai suhunya pas agar ragi bisa bekerja dengan baik.
• Pencampuran Ragi
Setelah dingin, ketan dicampur dengan ragi khusus yang mengandung mikroba fermentasi.
Campuran ini kemudian disimpan dalam wadah tertutup rapat.
• Fermentasi Panjang
Proses ini bisa berlangsung beberapa minggu hingga kadar alkohol mencapai tingkat yang diinginkan. Semakin lama fermentasi, semakin kuat rasa dan aromanya.
• Penyaringan dan Penuaan