Serba-serbi Tes Calistung sebagai Syarat Masuk SD yang Dihapus Nadiem

Sabtu 17-06-2023,05:52 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

 

Penelitian PIRLS terbaru sebenarnya ada yang dilakukan pada tahun 2016. Namun Indonesia tak ada dalam daftar tersebut. 

 

Selain itu, Indonesia juga secara rutin mengikuti Programme for International Student Assessment atau PISA. Tes dilakukan para siswa usia 15 tahun dengan tujuan menilai kompetensi siswa di bidang membaca, matematika, dan sains hingga bisa dibandingkan secara internasional.

 

BACA JUGA:Cerita Gus Baha, Ada Penduduk Neraka yang Tetap Berzikir Meski Mendapat Siksaan

Nah, pada tahun 2018, hasil tes yang dilakukan pada 12.098 siswa Indonesia rupanya lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata negara ASEAN. 

 

Skor PISA Indonesia lebih rendah 42 poin di bidang membaca, 52 dalam matematika, dan 37 dalam kemampuan sains jika dibandingkan dengan nilai rata-rata ASEAN. Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dalam kemampuan membaca, matematika, serta sains.

 

Penelitian Memang Sebut PAUD Tak Perlu Belajar Calistung

Anak usia dini sebetulnya tidak perlu belajar calistung. Menurut penelitian dalam buku Prosiding Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan yang terbitan Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun 2015, dilihat dari tahapan perkembangan, anak usia dini secara umum sejatinya tidak siap untuk melanjutkan ke jenjang SD.

 

Pada usia 2-7 tahun, anak berada pada masa keemasan yang fokusnya bermain. Jika dipaksakan belajar calistung, maka anak bisa mendapat tekanan psikis karena harus menguasai materi dengan cara yang tidak dia suka.

 

Jadi, pembelajaran calistung yang terburu-buru dan tak sesuai dunianya dapat membentuk anak menjadi pemberontak, merasa jenuh belajar, dan berujung pada gangguan perilaku di usia remaja.

Kategori :