Salman Rushdie, Novelis Penghina Nabi Muhammad yang Hidupnya Tidak Tenang hingga Akhirnya Jadi Korban Penusuka

Jumat 30-06-2023,20:14 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

BACA JUGA:Jangan Pernah Sombong dengan Abu Nawas jika Tidak Mau Seperti Orang Ini

 

Panggung acara sastra itu berubah jadi bersimbah darah. Para peserta yang hadir untuk mengikuti acara diskusi berlarian, dan berhamburan ke luar acara. Petugas keamanan setempat langsung meringkus pelaku dan mengamankan di lokasi kejadian.

 

Literary agent Salman Rushdie, Andrew Wylie yang mengurusi penerbitan karya-karyanya mengatakan kondisi kesehatan sang novelis. Pasca penusukan itu, dia harus menggunakan ventilator.

 

Organ tubuh Salman Rushdie mengalami kerusakan parah, hatinya rusak, ada beberapa bagian saraf di lengan yang terputus, dan kemungkinan besar bakal kehilangan penglihatan.

 

Dalam acara tersebut, ternyata bukan Salman Rushdie saja yang diserang. Namun seorang moderator bernama Henry Reese (73 tahun) salah satu pendiri organisasi yang menawarkan residensi kepada penulis yang menghadapi penganiayaan dan juga ancaman pembunuhan.

BACA JUGA:Begini Jadinya jika Abu Nawas Jadi Raja, Tidak Seperti yang Dibayangkan

 

Reese menderita cedera wajah dan saat ini dirawat di rumah sakit. Keduanya rencananya dalam acara diskusi sastra bakal membahas tentang negara Amerika Serikat yang bisa digunakan sebagai negara perlindungan bagi penulis dan seniman di pengasingan.

 

Nama Salman Rushdie dikenal karena novel The Satanic Verses yang dinilai menghina Nabi Muhammad. Mantan Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini mengucapkan ancaman untuk Salman pada 14 Februari 1989.

 

Novel keempat sang penulis menceritakan tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk pada Muhammad) diceritakan secara kilas balik paralel dengan dua tokoh utama lainnya Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha.

Kategori :