Tuan Tanah tersenyum, kemudian menawarkan pinjaman kepada Abu Nawas. Tapi, Abu Nawas menolak, dengan dalih sedang tidak butuh.
Kemudian hari, Abu Nawas kembali ke rumah Tuan Tanah. Abu Nawas hendak meminjam uang 1000 dinar. Jumlah itu terbilah sangat banyak. Dengan uang itu, Tuan Tanah bisa menggaji semua karyawan-karyawannya.
Tuan Tanah langsung membuka brangkas uangnya. Lalu menyerahkan sejumlah uang yang dibutuhkan Abu Nawas. "Ini uangnya wahai saudaraku," kata Tuan Tanah.
Abu Nawas langsung pulang ke rumah. Pada sisi lain, Tuan Tanah sedang berkhayal uangnya akan kembali berlipat-lipat dikemudian hari.
BACA JUGA:Pekerjaan yang Cocok Menurut Hari Lahir dalam Primbon Jawa, Bisa Cepat Suskes dan Kaya
Hari berganti hari, Tuan Tanah tidak sabar menunggu Abu Nawas mengembalikan uangnya dengan jumlah yang berlipat ganda.
Tidak terasa, 5 hari berlalu. Abu Nawas tidak kunjung datang. Satu bulan kemudian, Abu Nawas juga tidak mengembalikan uang milik Tuan Tanah.
"Wahai Abu Nawas, sudah satu bulan saya menantimu, tapi Kamu tidak datang juga ke rumahku," kata Tuan Tanah.
"Oh, iya tuan. Sebenarnya saya akan ke rumah tuan, namun saya sangat sibuk. Berhubung tuan sudah ada di rumah saya, sekalian ada yang ingin saya bicarakan," kata Abu Nawas beralasan.