Wafat pada hari Jumat termasuk dalam salah satu perkara yang dapat menjadi penghalang seseorang dari siksa kubur. Dari Abdullah bin Amr RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Artinya: "Tidak ada seorang muslim pun (laki-laki atau perempuan, anak kecil maupun dewasa) meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat. Melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur." (HR Ahmad)
Meski demikian, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al Bahjah Cirebon Buya Yahya mengingatkan, kebenarannya hanya dapat dipastikan oleh Allah SWT. Pasalnya, masih ada beberapa dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh-Nya.
"Apakah orang yang meninggal pada hari Jumat akan pasti diampuni dosanya? Belum tentu, karena mungkin masih ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT," kata Buya Yahya, dikutip dari arsip detikcom.
Sebab itu, Buya Yahya berpendapat, hal ini sebaiknya disikapi dengan berprasangka baik (husnudzan) pada orang yang wafat di hari Jumat. Bukan sebaliknya, mendorong seseorang enggan berusaha dan hanya berharap dapat meninggal pada hari Jumat.
Demikian informasinya, semoga bermanfaat. (tim)