Puji menjelaskan, untuk harga beras sudah terdeteksi sejak di tingkat produsen karena ada kenaikan harga gabah kering panen maupun gabah kering giling karena ada persiangan penawaran harga oleh pembeli gabah itu sendiri baik kepada petani maupun penggilingan.
"Sementara di sisi lain, jumlah produksi beras ini cenderung saat ini berkurang karena sudah melewati masa panen yang kita ketahui sudah terjadi pada Juli lalu," tutur Pudji.
Kondisi Sawah di Bengkulu
Sementara itu, dampak kemarau Panjang makin terasa di Provinsi Bengkulu. dari 41.000 hektare area persawahan di Bengkulu, seluas 600 hektare diantaranya mengalami kekeringan.
Bahkan ada 3 kabupaten yang telah melaporkan situasi darurat kekeringan atau zona merah.
Provinsi Bengkulu saat ini menghadapi masalah serius, akibat kemarau yang berkepanjangan terutama di masa tanam padi yang sangat membutuhkan air.
Data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, hingga saat ini, hanya tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu yang telah melaporkan situasi darurat kekeringan atau zona merah.
"Untuk yang lahan perasawahan yang mengalami kekeringan saat ini, kami baru menerima laporan dari Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara dan Kabupaten Kaur. Sedangkan 4 kabupaten lainnya belum menerima laporan. Kita berharap tidak ada laporan ya terkait kekeringan," ujar Plt Kadis TPHP Bengkulu, Rosmala Dewi.
BACA JUGA:LINK DANA Kaget 8 September, Ayo Klaim dan Dapatkan Saldo DANA Ratusan Ribu Rupiah di Jumat Berkah
Rincian areal persawahan yang mengalami kekeringan yakni, Kabupaten Seluma mengalami kekeringan mencapai 500 hektare.
Sedangkan Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki lahan yang terdampak kekeringan sekitar 100 hektare. (tim)