NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Sedekah tidak hanya mendatangkan pahala, namun juga memperpanjang usia.
Hal tersebut bisa kita petik dari kisah sahabat Nabi Daud berikut. Awalnya Nabi Daud memiliki seorang sahabat.
Layaknya seorang sahabat, ia begitu dekat dengan Sang Nabi. Hubungannya dan Sang Nabi terjalin begitu erat. Bahkan bisa dikatakan, ia juga merupakan pengikut setia dakwah Nabi Daud. Sungguh, ia merupakan sahabat yang dicintai oleh Nabi Daud.
Namun sayang, tiba-tiba saja Malaikat Jibril turun ke bumi dan berkata, “Wahai Nabi Daud, berilah kabar kepada sahabatmu itu, bahwa ajal nya akan segera tiba. 50 hari lagi ia akan meninggal dunia.”
BACA JUGA:7 Syarat Menjadi Penduduk Surga Firdaus, Salah Satunya Khusuk Dalam Sholat
Nabi Daud pun tercengang. Sahabat yang ia kasihi ternyata ditakdirkan oleh Allah untuk sebentar lagi meninggalkan dunia yang fana ini.
Akhirnya dengan berat hati, Nabi Daud mengatakan perihal kabar yang telah ia terima dari Malaikat Jibril.
“Wahai sahabatku, sesungguhnya aku tak sampai hati untuk menyampaikan hal ini kepadamu. Namun Jibril memerintahkanku untuk mengatakan kepadamu bahwa ajalmu telah dekat. 50 hari lagi, engkau akan meninggalkan dunia ini,” kata Nabi Daud dengan lirih kepada sahabatnya itu.
Mendengar perkataan Nabi Daud, ia begitu bersedih. Betapa cepat waktu berlalu. Hingga tidak terasa, sebentar lagi ia akan meninggalkan dunia dan berpisah dengan seseorang yang begitu ia cintai. Tak lain tak bukan adalah Daud, Sang Nabi yang selalu ia dampingi.
Namun ia tak mau berlarut dalam kesedihan terlalu lama. Di sisa waktunya yang tinggal 50 hari lagi, ia bergegas untuk bersiap-siap menjemput ajal dengan penuh kerelaan. Mulai hari itu, ia gunakan hari-harinya untuk lebih semangat dalam beribadah.
BACA JUGA:Selain Golongan Manusia, Ada 10 Hewan yang Dijanjikan Masuk Surga, Termasuk Kambing dan Anak Sapi
Hari demi hari silih berganti. Hingga tibalah hari ke-50, waktu ajalnya untuk menghampiri. Ia lantas menyiapkan makanan.
Bukan untuk ia makan, melainkan rencananya akan ia haturkan kepada Sang Nabi sebagai simbol penghormatan perpisahan.
Di tengah perjalanannya menemui Nabi Daud, ia berpapasan dengan seorang fakir yang kelaparan. Hatinya pun bimbang.
Di satu sisi, ia begitu iba dengan si fakir tersebut. Namun di sisi lain, makanan itu adalah hidangan perpisahan yang ia siapkan khusus untuk Nabi Daud.