Selain dikenal sebagai Sholawat Asyghil, sholawat ini juga ada yang menyebutnya dengan nama Sholawat Dhalimin, Sholawat Salimin, Sholawat Sibuk. Prof. K.H. Ali fie berpendapat dalam menjawab pertanyaan terkait sholawat Asyghil.
Baginya, sholawat inilah yang digelorakan oleh ulama-ulama Sufi dunia Arab khususnya di Irak ketika negeri ini diserang oleh pasukan Mongol Hulagu Khan pada masa keruntuhan Dinasti Bani Abbasiyah pertengahan abad ke-13.
Dalam catatan sejarah menunjukan serangan tentara Mongol ke Irak menggunakan pasukan sebanyak 200 Ribu Pasuka pada tahun 1258 M. khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Mutasim dipenggal kepalanya dan runtuhlah dinasti Abbasiyah.
Istana yang dihancurkan, bangunan di Baghdad diratakan dengan tanah, seluruh warga kota dibunuh, kecuali beberapa orang saja yang selamat.
Buku-buku yang ada di perpustakaan Baghdad itu dimusnahkan dan dibuang ke Sungai Tigris atau sungai Dajlah, hingga konon air sungai berwarna hitam oleh tintanya. Secara garis besar Asia Tengah dikuasai Mongol dan tentara Islam sirna.
Keadaan kacau tersebut mendorong kaum Tassawuf bangkit untuk berjuang. Orang-orang Sufi ini mengorganisir kelompok-kelompok gerilyawan dan bersama Pasukan Kerajaan Mamluk dari Mesir, hingga berhasil membendung perluasan kekuasaan Pasukan Mongol.
Mereka berhasil mengalahkan pasukan Mongol dalam pertempuran dahsyat yang dikenal sebagai Pertempuran Ain Jalut di Palestina pada 3 September 1260.