"Apa maksudmu, aku tidak mengerti." tanya Abu Nawas lagi.
"Ya, misalnya, siapa pun yang berutang uang kepadamu, orang itu dapat digunakan sebagai korban, meskipun dia bukan anggota keluargamu." jawab sang dukun.
"Bagaimana jika orang itu tidak mau?" tanya Abu Nawas.
Kamu tidak perlu meminta izin kepada orang tersebut. Nanti ia akan jadi korban tanpa ia sadari dan tiba-tiba mati dengan mengerikan." Kata dukun menjelaskan.
"Aku mengerti. Oke, aku setuju." jawab Abu Nawas sambil memandang Abu Jahil.
Abu Jahil yang merasa dikorbankan langsung gemetar.
Dukun itu kemudian mengajari Abu Nawas mantra sebagai ritual. Tengah malam, setelah kembali dari rumah dukun, Abu Nawas berkata di tengah jalan: "Abu Jahil, kamu tidak perlu mengembalikan hutang 100 dinar. Saya ikhlas."
BACA JUGA:Mau Jenguk Anak di Pesantren, Pasutri dan Anak Kecelakaan, Sang Istri Pergi Selamanya
Mendengar hal itu, Abu Jahil langsung ketakutan. "Jangan Abu Nawas, saya mengembalikan uang kamu nanti. Tepatnya saat tiba ke rumah saya, nanti akan segera aku kembalikan." kata Abu Jahil dengan ketakutan.
"Bukankah kamu kemarin mengatakan bahwa kamu kehabisan uang?" goda Abu Nawas.
"Saya masih punya banyak uang di Abu Nawa. Mungkin aku membohongimu,” kata Abu Jahil.
Akhirnya Abu Jahil segera mengembalikan uang pinjamannya kepada Abu Nawas di hari itu juga sejumlah 100 dinar.
Setelah diselidiki, terungkap bahwa dukun yang didatangi Abu Nawas dan Abu Jahil adalah sahabat Abu Nawas.
BACA JUGA:Polisi Gerebek Salah Satu Salon, Diduga Terkait Penjualan Obat Aborsi
Taktik ini sengaja diatur oleh Abu Nawas dan kawan tersebut agar Abu Jahil segera melunasi utangnya. Cerdas sekali Abu Nawas.