Karena keseluruhan alam makrokosmos, yang bumi di dalamnya adalah milik Allah, maka siapapun, tidak bisa mengklaim kepemilikannya atas bumi atau tanah ini. Karena itu, Allah akan murka kepada siapapun yang menguasai bumi sebagai miliknya secara mutlak.
BACA JUGA:Tebar Promo, BCA Paylater Tawarkan Bunga 0 Persen Cicilan 1-3 Bulan, Limit Rp 20.000.000
Dalam surah Yasin ayat 71 Allah menjelaskan:
اَوَلَمۡ يَرَوۡا اَنَّا خَلَقۡنَا لَهُمۡ مِّمَّا عَمِلَتۡ اَيۡدِيۡنَاۤ اَنۡعَامًا فَهُمۡ لَهَا مٰلِكُوۡنَ
Baca: Awalam yaraw annaa khalaqnaa lahum mimmaa 'amilat aidiinaaa an'aaman fahum lahaa maalikuun Artinya: Apakah mereka tidak melihat, bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka (manusia) memilikinya.
Dalam menafsiri kata memiliki ini, Ibnu Jarir al-Thabari, mendasarkan kepada hadits Qatadah mengatakan bahwa manusia hanya diberi hak untuk pengelolaan dan pengaturan sesuai dengan hukum-hukum yang ada, bukan memilikinya secara hakiki.
فهم لها مالكون أي ضابطون
فهم لها مالكون، اي فهم لها مصرفون كيف شاؤا بالقهرمنهم لها والضبط
Artinya: yang dimaksud hak kepemilikan, adalah pengelolaan sesuai dengan kehendak mereka, dengan penguasaan maupun pengaturannya.
BACA JUGA:7 Benda Milik Nabi Muhammad yang Masih Bisa Kita Temukan, 2 Diantaranya Pernah Dibawa ke Indonesia
Ini Azab Bagi yang Merampas Lahan