Tak lama muncul seorang laki-laki dari sebuah kuburan. Namun yang keluar hanya kepalanya. Di antara kedua kepalanya terdapat bekas sujud. Pertanda laki-laki itu seorang ahli ibadah. Ia pun bertanya: “Wahai orang-orang, apa yang kalian inginkan dariku? Sungguh, aku telah meninggal seratus tahun yang lalu. Dan hingga kini panasnya kematian masih saja terasa dan belum hilang.” Demikian sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdu ibn Humaid dari Jabir ibn ‘Abdullah.
BACA JUGA:Nabi Palsu, Itu Salah Satu Tanda Kiamat, Berikut Tanda Kecil yang Telah dan Sedang Terjadi
Meski begitu, ada sebuah kabar gembira bagi orang-orang mukmin. Sebab, kematian mereka disaksikan dan disambut para malaikat yang bersiap akan membawa ruhnya dalam secarik kain sutera dari surga yang berisi minyak misik paling wangi.
Namun, seringan-ringannya sakaratul maut bagi seorang mukmin tetap dirasakan cukup berat. Hal itu tampak dari cucuran keringat di keningnya. Demikian seperti yang diungkapkan dalam riwayat At-Tirmidzi dari Buraidah. Rasulullah SAW menyatakan:
الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
Artinya: "Orang mukmin itu meninggal dengan keringat di keningnya."
BACA JUGA:Punya Penghasilan Rp 2 Juta, Ajukan Pinjaman ke BCA Dapatnya Segini
Keringat tersebut merupakan ungkapan dari beratnya kematian. Ada pula yang mengatakan sebagai tanda baik kematiannya. Maka selayaknya kita semua mempersiapkan kematian dan sakaratul maut, di samping mempersiapkan bekal untuk kehidupan abadi pasca-kematian. Sebab kita tidak tahu kapan datangnya kematian tersebut.
Tim liputan