Ia menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, maut itu bagaikan sebuah pohon yang banyak durinya dimasukkan ke dalam perut ibnu Adam. Setiap duri memegang satu urat darinya. Kemudian ditarik sekaligus oleh seorang laki-laki yang sangat kuat. Maka terputuslah semua urat yang menyangkut pada duri. Tertinggallah urat-urat yang tersisa.”
BACA JUGA:KUR Mikro BCA untuk Pelaku UMKM, Tanpa Agunan Bisa Pinjam Rp10.000.000, Cicilan Rp300 Ribuan
Kemudian, saat menghadapi sakaratul maut ‘Amr ibn Al-‘Ash pernah ditanya oleh putranya tentang gambaran kematian. Ia menjawab, “Demi Allah, dua sisi tubuhku seakan-akan berada dalam himpitan. Napasku seakan-akan keluar dari lubang jarum. Dan sebuah dahan berduri ditarik sekaligus dari ujung telapak kaki hingga ujung kepalaku.”
Beratnya kematian juga dirasakan oleh para nabi. Hanya saja menurut Al-Qurthubi, bagi mereka beratnya kematian memiliki dua keuntungan. Keuntungan pertama adalah menyempurnakan keutamaan mereka dan mengangkat derajat mereka.
BACA JUGA:4 Produk KUR BCA 2023 untuk Pembiayaan Pelaku Usaha, Cair Sampai Rp500 Juta Tanpa Biaya Admin
Dan beratnya kematian mereka bukan berarti sebuah kekurangan atau celaan. Sebab, manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang di bawah mereka.
Keuntungan kedua adalah memberi tahu makhluk atau umat akan beratnya kematian. Mereka mungkin mengira bahwa kematian itu ringan. Namun, jika beratnya kematian disampaikan oleh para nabi, mereka sendiri merasakannya, padahal mereka adalah orang-orang mulia di sisi Allah, barulah umat akan memahaminya.
Hanya saja kematian para nabi dan umatnya ada perbedaan. Kematian para nabi tidak terjadi sebelum diberikan tawaran atau pilihan (Jami‘ al-‘Ulum wal-Hikam, jilid 38, halaman 32).
BACA JUGA:10 Ciri Rekan Anda Seorang Penjilat dan 10 Cara Bijak Menghadapinya
Orang Mukmin Meninggal dengan Keringat di Keningnya
Konon, pada zaman dahulu ada sekelompok bani Israil yang mendatangi kompleks pemakaman. Karena ingin mengetahui bagaimana rasanya kematian, mereka kemudian sholat dua rakaat dan berdoa kepada Allah agar ada seorang meninggal yang dihidupkan di tengah mereka, sehingga mereka bisa bertanya-tanya tentang kematian. Allah pun mengabulkan doa mereka.