Dajjal adalah sosok dalam agama Islam yang dianggap sebagai fitnah terbesar di akhir zaman.
Ia dianggap sebagai sosok yang sangat berbahaya karena mampu menyesatkan banyak orang dengan kepintarannya dalam membawa malapetaka. Namun, bagaimana sebenarnya asal usul Dajjal?
Dalam ajaran Islam, Dajjal dianggap sebagai ujian besar bagi umat manusia. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha untuk memperkuat iman dan takwa mereka, sehingga dapat menghindari rayuan dan tipu daya Dajjal.
BACA JUGA:Ramai Minuman Kemasan pH Tinggi, Ini 11 Rekomendasi yang Terbaik untuk Kesehatan
Dajjal akan muncul pada akhir zaman dan akan menyebarkan kekacauan di seluruh dunia.
Ia akan memimpin orang-orang yang menyembahnya menuju kehancuran dan mempengaruhi banyak orang untuk mengikuti jalan yang salah.
Oleh karena itu, sebagai umat muslim, kita sebagai umat muslim, kita harus selalu waspada terhadap pengaruh Dajal dan memperkuat iman dan takwa kita agar tidak mudah terperdaya oleh rayuannya.
Mengutip buku Fitnah Dajjal & Ya'juj dan Ma'juj: Mengungkap Misteri Kemunculan Dajjal dan Ya'juj Ma'juj oleh Lilik Agus Saputro, para salafus shalih berpendapat bahwa Dajjal adalah seorang anak Adam.
Ia bukanlah seseorang dari golongan jin atau setan. Beberapa ulama kontemporer pun meyakini bahwa Dajjal adalah manusia biasa yang mengalami mati.
Selain itu, keluarga Dajjal termasuk ayah, ibu, kakek, dan nenek moyangnya merupakan penyembah berhala. Mereka adalah keturunan Yahudza yang sudah menikah selama 30 tahun namun tidak juga dikaruniai seorang anak.
BACA JUGA:7 Keris Sakti dari Tanah Jawa, Nomor 1 Haus Darah
Mengutip buku Armageddon Peperangan Akhir Zaman Menurut Al Quran, Hadits, Taurat, dan Injil oleh Wisnu Sasongko, disebutkan bahwa sebelum adanya dukhan di medan al Malhamah, Dajjal adalah seorang manusia normal.
Ia merupakan seseorang yang kharismatik sehingga orang-orang kafir dan munafik banyak yang terpesona kepadanya.
Penampakkan Dajjal tidak langsung seperti penampilannya nanti menjelang kiamat. Jika sejak lahir Dajjal sudah bermata satu dan pada dahinya tertulis kafir, maka tidak ada manusia yang mau dipimpin orang seperti itu.
Sebutan "Dajjal" merupakan gelar saja sedangkan nama aslinya tidak demikian. Mengutip buku Fitnah & Petaka Akhir Zaman oleh Abu Fatiah al Adnani, bahwasannya penisbatan nama Dajjal ini digunakan oleh Rasulullah SAW. Beliau menggunakan sebutan tersebut untuk para pendusta agama.
Dijelaskan juga dalam buku Raja Namrud: Diktator Pertama di Muka Bumi karya Manshur Abdul Hakim bahwa Dajjal sudah hidup di zaman awal dan kuno sejarah manusia.