Sedangkan gambaran lain tentang jembatan Shiratal Mustaqim adalah yang terdapat dalam hadits yang artinya:
“Dan dibentangkanlah jembatan di atas permukaan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allâh, selamatkanlah, selamatkanlah.” Pada shirâth itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dân. “Pernahkah kalian melihatnya?” Para sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasulullah.” Maka ia seperti duri pohon Sa’dân, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah Ta’ala. Ia menempatkan manusia sesuai dengan amalan mereka.” (HR Bukhari).
Sesuai hadits ini, jembatan Shiratal Mustaqim adalah titian yang dilalui dengan bergantung pada amalan manusia. Mereka yang selalu taat perintah Allah akan melewatinya dengan cepat dan selamat, namun berbeda dengan hambaNya yang abai.
Asal muasal jembatan Shirathal Mustaqim dikisahkan pertama kali bahwa ada seorang yang akan menyeberangi jembatan Shirathal Mustaqim yakni Rosullulah Shallahu ‘alaihi wassalam beserta umatnya.
Ketika menyeberang, tidak ada yang berani bersuara kecuali Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam.
Beliau ketika menyebrangi jembatan Shirathal Mustaqim mengucapkan,”Allahumma slim” yang berarti “Ya Allah, selamatkanlah”.
BACA JUGA:Baru Tahu, Ternyata 7 Bahan Dapur Ini Bisa Mencegah Tikus Masuk Rumah
Sementara itu, dalam Alquran, kata Shirathal Mustaqim disebutkan sebanyak 10 kali. Salah satunya yang tercantum dalam Surat Al Imrat ayarr 51, yang berbunyi:
إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ
Innallāha rabbī wa rabbukum fa’budụh, hāżā ṣirāṭum mustaqīm
Gambaran Shirathal Mustaqim
Gambaran Jembatan Shiratal Mustaqim dalam Alquran: Jalan yang lurus
Adanya jembatan Shiratal Mustaqim telah dijelaskan Allah SWT dalam surat Al Fatihah ayat 6
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm