Jahe dapat mengurangi masalah perut seperti mual dan muntah dengan mempercepat pergerakan makanan melalui saluran usus.
Bahan aktif dalam jahe termasuk senyawa yang disebut gingerol. Karena jahe mempercepat perjalanan makanan dan tinja melalui usus.
Ini lah yang menjadi alasan mengapa mengonsumsi terlalu banyak jahe dapat menyebabkan diare. Diare dapat terjadi ketika tinja bergerak terlalu cepat melalui saluran pencernaan.
BACA JUGA:Peluang Karir di PT Astra International Tbk November 2023, Buruan Lengkapi Persayaratannya
4. Sakit perut
Jahe merangsang sekresi empedu, yang bermanfaat bagi pencernaan. Tetapi jika mengonsumsi jahe dalam keadaan perut kosong, maka dapat menyebabkan rangsangan lambung berlebih dan menyebabkan gangguan pencernaan bahkan sakit perut.
Gingerol dalam jahe yang mirip dengan capsaicin dianggap dapat mengiritasi lambung jika dikonsumsi berlebih. Ini sama efeknya saat seseorang terlalu banyak makan cabai.
BACA JUGA:Garis Tangan Jadi Orang Kaya, 5 Shio Ini Tidak Pernah Merasakan Miskin
5. Picu pendarahan
Jahe merangsang sirkulasi dan meningkatkan aliran darah sekaligus membuat pembekuan darah.
Bagi orang yang memiliki kondisi kelainan darah atau sedang mengonsumsi obat yang memperlambat pembekuan darah, jahe bisa meningkatkan risiko pendarahan.
Mengonsumsi jahe di sekitar waktu operasi juga merupakan risiko peningkatan perdarahan.
BACA JUGA:Cara Lulus Seleksi Mitra Statistik BPS 2024, Pelajari Contoh Soal Tes Logika Umum Berikut
6. Menurunkan gula darah secara drastis
Konsumsi jahe dapat menurunkan gula darah yang bermanfaat bagi penderita diabetes. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan dapat menurunkan gula darah secara drastis dan menimbulkan serangkaian efek samping.
Gula darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan lemas, pusing atau sakit kepala. Meminumnya bersama dengan obat diabetes juga dapat menyebabkan masalah.