Pupuk Mahal, Produksi Sawit Februari hingga Agustus Dikhawatirkan Turun

Minggu 15-01-2023,05:44 WIB
Reporter : Tim
Editor : Purnama sakti

BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Sejak Januari 2022 harga pupuk untuk kelapa sawit naik. Diawal tahun lalu, para petani masih bisa mengandalkan pupuk subsidi. Hanya saja sulit didapati.

 

Kondisi semakin pelik setelah pemerintah mengeluarkan tanaman kelapa sawit dari daftar tanaman yang berhak mendapatkan pupuk subsidi. Dengan demikian, para petani sawit hanya bisa mengandalkan pupuk non subsidi.

BACA JUGA:Tiga Alasan Harga Sawit Diprediksi Naik. Salah Satunya Karena Produksi CPO Turun

Data Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), sejak Januari 2022 kenaikan harga pupuk non subsidi sudah menyentuh 300 persen. Kenaikan tersebut semakin sulit bagi petani. 

BACA JUGA:Pupuk Subsidi Provinsi Bengkulu 84.900 Ton, Naik Dua Kali Lipat. Ini Daftar Kuota Seluruh Kabupaten/ Kota

Karena kenaikan harga itu, banyak petani yang menggunakan pupuk alternatif, seperti pupuk kompos. Selain itu ada juga yang mengurangi dosis pupuk atau bahkan ada yang sama sekali tidak memakai pupuk.

 

APKASINDO pernah melakukan survey penggunaan pupuk di kalangan petani. Hasilnya, untuk petani swadaya hanya 12 persen yang memupuk sesuai dosis. Kemudian 18 persen memupuk dengan setengah dosis, dan sisanya 70 persen sama sekali tidak memupuk.

BACA JUGA:BBM Nabati, Harga Sawit Bisa Naik Rp 4000/Kg, Ini Tanggapan Petani Bengkulu

Penggunaan pupuk alternatif atau mengurangi dosis pupuk tentu saja berdampak pada buah yang dihasilkan. Hasil tanaman kelapa sawit petani semakin sedikit. Risiko tidak memberikan pupuk secara tepat akan terlihat pada 6 hingga 12 bulan kemudian.

BACA JUGA:Rp 183 Miliar Usulan Program Replanting Kebun Sawit di Bengkulu, Ini Koptan dan Syaratnya

 “Ini akan sangat mempengaruhi produktivitas tanaman sawit. Jika merujuk ke sifat fisiologis tanaman sawit maka efek tidak memupuk ini akan nampak pada 6 hingga 12 bulan kemudian. Dan terbukti, produksi TBS petani sejak Agustus sampai November (2022) sudah mulai anjlok 20 sampai 30 persen,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Dr. Ir. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA.,C.APO seperti dikutip dari sawitsetara.net .

BACA JUGA:Harga Sawit Mahal, Ini Cara Menanam yang Benar, Petani di Sumatera Harus Paham

Gulat lebih lanjut memperkiraan produksi kelapa sawit anjlok serentak sekitar bulan Februari sampai Agustus 2023. Penurunan produksi itu akan berkepanjangan jika pemupukan semester pertama awal tahun 2023 tidak dilakukan dengan tepat.

Kategori :