Potensi sumberdaya kelautan lainnya adalah mariculture (budidaya ikan laut, budidaya rumput laut, lobster, dan teripang). Faktor pendukung pengembangan budidaya rumput laut adalah ditemukannya 5 (lima) spesies rumput laut di perairan sekitar Pulau Enggano, dua diantaranya adalah jenis Eucheuma dan Gelidium yang merupakan jenis rumput laut yang berekonomis penting.
Kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dalam media berbentuk keramba jaring apung untuk jenis ikan kakap, kakap merah, kerapu bebek, dan kerapu macan. Lokasi yang cocok untuk mariculture adalah di perairan Teluk Tanjung Harapan (sepanjang tahun), perairan Teluk Labuho, perairan Teluk Kioyo, perairan Desa Kaana dan Kahyapu (tergantung kondisi musim).
BACA JUGA:Karena Harga Pupuk Mahal, Harga Sawit Diprediksi Naik
Selain itu, Enggano juga berpotensi untuk pengembangan perikanan air tawar mengingat tingginya potensi yang dimiliki dengan keberadaan sejumlah sungai yang mengalir dalam kondisi yang cukup bagus. Potensi lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan adalah usaha pembesaran kepiting bakau di areal hutan mangrove.
Beberapa obyek wisata alam berupa kawasan konservasi antara lain Hutan Suaka Alam Kioyo I dan Kioyo II, Hutan Suaka Alam Teluk Klowel, Hutan Wisata Alam Tanjung Laksaha, Hutan Suaka Alam Bahuewo. Penjelajahan hutan mangrove di Pulau Merbau dan Banjar Sari, Kaana (pengamatan burung).
Kawasan Enggano juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata bahari seperti selancar, memancing, wisata selam, snorkeling, wisata pantai pantai, berenang, dan wisata desa binaan.
BACA JUGA:Heboh. 22 Tahun Dikubur, Jenazah Mat Ikhsan Masih Utuh
Lokasi wisata bahari terdapat di perairan Pulau Dua, Pulau Merbau, Kahyapu, Pantai Teluk Harapan, Teluk Labuho, Teluk Berhawe, Tanjung Kioyo (cocok untuk selancar), Tanjung Koomang (tempat penampakan ikan paus, dan pantai di Kaana. Potensi wisata bahari lainnya yang belum banyak terungkap adalah wisata sejarah di perairan Tanjung Laksaha-Teluk Berhau, yaitu berupa lokasi tenggelamnya kapal-kapal penjelajah milik Portugis.
Perkebunan yang dikembangkan merupakan jenis perkebunan rakyat jenis cokelat, melinjo, cengkeh, kelapa, buah-buahan dan kopi. Masyarakat mengelola peternakan kerbau, sapi, kambing, ayam, dan itik dalam skala kecil. Hasil peternakan ini biasanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
BACA JUGA:Presiden Ini Kencing dalam Celana, Dihadapan Orang Banyak dan Acara Resmi
Dalam bidang kehutanan, Enggano memiliki beragam jenis vegetasi hutan yang beranekaragam dan cukup bernilai ekonomis. Beberapa produk kehutanan antara lain kayu merbau, kayu jambu, nehek, abihu, rengas, cemara laut, bakau, dan beringin.
Berdasarkan potensi sumberdaya alam yang ada, industri yang dapat dikembangkan adalah industri kerajinan tangan (seperti bahan rotan, kerang, mutiara), industri pengolahan cokelat, melinjo dan buah-buahan, industri pengawetan atau pengolahan ikan, industri budidaya seperti rumput laut dan anggrek hutan.(tim)