Sejarah Bukit Damri Lokasi Kecelakaan Maut 7 Korban Jiwa, Dahulunya juga Pernah Memakan Korban

Jumat 08-12-2023,14:21 WIB
Reporter : Ringgo Dwi Septio
Editor : Purnama Sakti

MUKOMUKO, RBTVCAMKOHA.COM – Kecelakaan maut terjadi di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Kamis sore (7/12). Tronton yang mengangkut alat berat exsapator gagal menanjak dan menabrak mobil kijang kapsul di belakangnya.

Hanya berkelang beberapa detik kemudian, tronton dan kijang oleng. Saat terbalik, alat berat yang dibawa ke itu menimpa mobil kijang. Ada 8 orang di dalam mobil. 7 diantaranya meninggal dunia. 

Persisnya kecelakaan ini terjadi di tanjakan Bukit Damri Desa Mekar Mulya. Tanjakan ini memang cukup terkenal. Lalu kenapa disebut Bukit Damri?

BACA JUGA:Begini Kondisi Anak Korban Insiden di Bukit Damri Mukomuko yang Selamat dari Maut

Awal mula disebut Bukit Damri, ternyata tahun 1990an dulu pernah terjadi kecelakaan mobil Bus Damri yang juga menewaskan 7 orang sekaligus.

Kamis (7/12) kemarin kejadian memakan korban yang menewaskan 7 orang warga Tapan, Pesisir Selatan ini ternyata kejadian kedua kalinya.

Kisah lain dari daerah tersebut, mitosnya orang jaman dulu khususnya penduduk yang tinggal dari suku Jawa, wajib melaksanakan do'a muharam atau doa 1 suro dengan memotong kambing. 

Namun seiring perkembangan ilmu agama yang mayoritas dianut mayoritas penduduk sekitar, tradisi tersebut tidak lagi dilakukan hingga saat ini.

Hal ini diceritakan oleh Kepala Dusun II, Ahmad Warisno, Desa Mekar Mulya. Kebetulan juga menjadi saksi sejarah daerah tersebut. Karena almarhum bapaknya juga mantan kepala dusun di sana sebelumnya. Dan almarhum bapaknya juga jadi orang pertama tinggal didaerah tersebut.

BACA JUGA:Satu Keluarga Asal Pesisir Selatan Kecelakaan Maut di Mukomuko, 7 Orang Meninggal Dunia, Ini Identitas Korban

"Kenapa kami sebut Bukit Damri, karena memang ada kisahnya ditahun 90an dulu. Ada mobil Bus Damri jaman dulu yang mengalami kecelakaan, korbannya 7 orang juga waktu itu, sama seperti kejadian semalam," ungkapnya.

Dilanjutkannya, lokasi kejadian kecelakaan kemarin, itu lokasi paling sering terjadinya kecelakaan, dan rata-rata mengakibatkan korban meninggal dunia.

Selain itu juga kondisi jalan serta tanjakannya sudah tidak seperti dulu, sebelum ada perbaikan beberapa tahun lalu. Namun lokasi tersebut memang terkenal terjadinya kecelakaan.

"Kalau dulu tebingnya lebih tinggi dari sekarang, semenjak ada perbaikan beberapa waktu lalu, tanjakan itu sudah dibikin landai, tidak terlalu terjal. Kalau dilihat dari jalannya, tidak rawan seharusnya, karena posisi jalan tidak rusak, terus tanjakannya pun tidak terlalu terjal," pungkas Ahmad Warisno.

Kategori :