Cara Berbaikan dengan Pasangan Setelah Bertengkar
1. Memberikan Waktu untuk Meredakan Emosi
Setelah pertengkaran, ada baiknya memberikan waktu untuk meredakan emosi. Hindari melanjutkan diskusi saat suasana hati masih panas.
Beri diri dan pasangan waktu untuk tenang, sehingga ketika kembali berbicara, pikiran bisa lebih jernih dan emosi lebih terkendali.
Misalnya, setelah pertengkaran tentang bagaimana mengatur keuangan keluarga, Anda dan istri merasa sangat frustrasi dan emosi.
Alih-alih melanjutkan konflik tersebut, Anda memutuskan untuk memberikan waktu dan ruang untuk meredakan emosi. Mungkin Anda memutuskan untuk pergi ke ruangan yang berbeda untuk beberapa saat atau pergi ke luar rumah untuk jalan-jalan singkat.
Hal ini memberikan kesempatan bagi masing-masing pihak untuk merenung, mengontrol emosi, dan menciptakan jarak sejenak untuk menghindari eskalasi pertengkaran.
Setelah beberapa waktu, Anda dan istri merasa lebih tenang dan siap untuk berbicara. Dalam obrolan tersebut, Anda mencoba untuk membahas permasalahan dengan sikap terbuka dan tanpa menyalahkan satu sama lain.
Contohnya, Anda bisa mengatakan, "Saya menyadari bahwa kita memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana mengelola keuangan keluarga, dan saya ingin mendengar pandanganmu lebih lanjut." Dengan pendekatan ini, suasana hati lebih kondusif untuk diskusi yang produktif.
2. Bicara Dengan Tenang dan Terbuka
Ketika sudah merasa lebih tenang, ajak pasangan untuk berbicara dengan tenang dan terbuka.
Jangan memulai dengan saling menyalahkan, tetapi lebih fokus pada ekspresi perasaan dan keinginan masing-masing. Hindari kata-kata kasar dan pertahankan respektu terhadap pasangan.
Misalnya, setelah meredakan emosi dan merasa lebih tenang setelah pertengkaran, Anda memutuskan untuk duduk bersama istri untuk membicarakan permasalahan yang timbul.
Anda memulai percakapan dengan mengajukan pertanyaan terbuka, "Bagaimana perasaanmu setelah pertengkaran tadi?" Ini memberikan kesempatan bagi istri untuk mengekspresikan perasaannya tanpa merasa disalahkan atau dikecam.
Anda juga memilih kata-kata dengan hati-hati untuk tidak menyalahkan atau mengkritik, tetapi lebih fokus pada ekspresi perasaan dan keinginan masing-masing.
Misalnya, Anda bisa mengatakan, "Saya merasa sedih karena kita bertengkar, dan saya ingin mencari solusi bersama untuk menghindari konflik di masa depan." Dengan pendekatan ini, Anda menekankan pentingnya kerja sama dan keterbukaan dalam memecahkan masalah.