Dijelaskan, ketika perintah wajib puasa turun, umat Islam saat itu sedang berjuang di tengah teriknya bulan Ramadhan.
BACA JUGA:Kendalikan Harga Pangan Jelang Ramadan, Irjen Kemendagri Imbau Kepala Daerah Lakukan Langkah Konkret
Masih ada yang berperang dalam Perang Badar.
Bisa dibayangkan, Ramadhan, Perang Badar, panas, terik, aktivitas meningkat.
Mereka yang berpuasa, mereka yang sholat, mereka yang membaca Al-Qur'an.
Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa mereka adalah sahabat, ahli surga, bahkan ada yang masuk surga tanpa hisab.
Tiba-tiba muncul kemudian orang-orang yang jauh dari kriteria itu, terus menghindari perintah Nabi memperbanyak ibadah dengan alasan tidur.
“Nabi mengatakan tingkatkan ibadah, Anda menghindari ibadah dengan alasan tidur. Lalu bagaimana Anda katakan itu hadits,” tegas Ustadz Adi Hidayat.
BACA JUGA:7 Amalan Jelang Bulan Puasa Ramadan yang Dianjurkan, Jangan Sampai Terlewat
Hadits tentang tidurnya orang puasa selalu menjadi perdebatan setiap kali bulan Ramadhan tiba. Namun dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa banyak tidur di bulan Ramadhan pada waktu tidak tidur harus dihindari.
Ramadhan adalah bulan untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya karena semua amalan di dalamnya dilipatgandakan pahalanya. Sehingga akan rugi jika hanya diisi dengan aktivitas yang banyak tidur.
BACA JUGA:Gerbang Menuju Bulan Ramadan, Ini Doa Menyambut Bulan Rajab 1445 H 2024
Nah, itulah penjelasan mengenai hadits tidurnya orang puasa adalah ibadah, menurut pandangan Ustadz Adi Hidayat. Semoga bermanfaat.
(Novan)