Ritual Aneh Pernikahan, Calon Pengantin Wanita Wajib Menangis Selama Satu Bulan Penuh

Kamis 18-04-2024,22:21 WIB
Reporter : Novan Alqadri
Editor : ahmad afandi

BACA JUGA:Di Negara Ini Ada Ritual Aneh, Menjatuhkan Bayi dari Ketinggian yang Dipercaya dapat Menjamin Kemakmuran

Sepuluh hari kemudian, ibu­nya akan menemani dan menangis bersama putri­nya. Selanjutnya sepuluh hari kemudian, neneknya juga akan menyusul untuk bergabung bersama anak dan cucu­nya menangis bersama mereka. Jika ada saudara, sepupu atau bibi dari pengantin wanita, maka semua­nya juga harus ikut bergabung untuk menangis.

Dalam acara tersebut, untuk memba­ngun suasana, ada paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu yang teramat sedih. Hal ini sangat membantu pengantin wanita dan wanita lainnya, bahkan mungkin juga membuat para pria untuk menangis.

Hal ini dipercaya dapat me­ngurangi beban sang pengantin wanita dan orang-orang yang ikut menangis. Ada sebuah lagu yang juga didendangkan, judulnya "Lagu Pernikahan Menangis". Beberapa lagu lainnya seputar tema etika dan berbakti turut didendangkan.

BACA JUGA:Ini 10 Macam Ritual Pesugihan yang Masih Dilakukan Zaman Modern, Ada Pesugihan Tuyul

Beberapa pengantin wanita  bahkan tidak membatasi dirinya hanya untuk menangis. Mereka juga bebas untuk mengungkapkan seluruh isi hatinya yang terpendam atas ketidakpuasan mereka dengan melontarkan makian bahkan sum­pah serapah pada mak comblangnya!  

Maklum, di masa lalu pengantin wanita tidak punya hak suara dalam pernika­hannya sehingga hanya bergan­tung pada comblang (penjodoh/peran­tara).

Pada dasarnya, ritual menangis pada momen pernikahan dimaksudkan untuk memicu suasana perasaan kebahagiaan dengan mengeluarkan hal-hal yang tidak mengenakkan di hati si pengantin wanita tanpa kata-kata palsu. Apalagi bila pengantin wanita tidak suka dengan calon suami­nya.

Sementara itu, sebuah tradisi menangis juga masih dipert ahankan masyarakat di kota wisata Zhangjiajie, Tiongkok tepatnya oleh para perempuan suku minoritas Tu Cya. Mereka menjalani tradisi menangis selama tiga hari tiga malam saat menjelang menikah. Selain calon mempelai perem­puan, teman-teman dan keluarganya yang perempuan juga ikut menangis.

BACA JUGA:Tidak hanya Kekuatan Spiritual, Memiliki Khodam juga Bisa Berdampak Buruk

Tradisi tersebut merupakan tanda kese­dihan calon mempelai perempuan karena akan berpisah dari orangtua. Tangisan itu adalah bentuk cinta dan pengabdian men­dalam kepada orangtua dan keluarga, yang telah membesarkan dan mendidiknya sehingga memasuki masa pernikahan.

Semakin keras tangis dan makin banyak air mata yang me­ngucur menan­dakan semakin tinggi pengabdian dan cinta kepada orang tua serta keluarga, karena itu tangisan yang dilakukan sang calon mempelai perempuan selalu dilaku­kan dengan penuh perasaan.

"Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu dan kini menjadi satu daya tarik wisata," kata Yu Wen Hui, pimpinan Biro perjalanan Dong Fang International Ltd, Guangzhou, di Zhang­jiajie, Tiongkok.  "Jadi di Zhangjiajie, pesta pernikahan tidak diwarnai suasana bersenang-senang, tetapi kesedihan yang menda­lam," ujar­nya.

Banyak wisatawan yang tertarik dengan tradisi unik tersebut dan membuat pariwisata Zhangjiajie lebih unggul dibandingkan dae­rah lain di Tiongkok. Setiap tahun sekitar 800.000 wisatawan mancanegara datang ke kota kecil itu.

BACA JUGA:Dahulu Jaranan atau Kuda Lumping Bukan untuk Dipertontonkan, Cerita Awalnya Ritual untuk Tolak Bala

Lain pula coraknya tradisi menangis menjelang perkawinan yang dilakukan masyarakat Tujia yang berada di Provinsi Sichuan, Tiongkok. 

Kategori :