Hasil pertanian ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Majapahit, tetapi juga menjadi komoditas ekspor yang diminati oleh pedagang asing.
BACA JUGA:Harta Karun Berlian di Indonesia Ada di 7 Lokasi Ini, Jadi yang Terbesar
Masyarakat Majapahit memiliki sistem pertanian yang teratur dan lestari, yaitu dengan menerapkan sistem pengerjaan sawah dan ladang secara bergilir. Tujuannya adalah untuk menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi.
Selain itu, Majapahit juga mengenal teknik irigasi dan pengairan yang canggih, seperti membuat bendungan, saluran air, dan terusan. Hal ini membantu mengatur aliran air dan mengatasi masalah kekeringan atau banjir.
BACA JUGA:Lokasi Harta Karun Nikel yang Jumlahnya Hingga Miliaran Ton, di Sumatera Ada Jutaan Ton
2. Pelabuhan dan Bandar Dagang
Pelabuhan dan bandar dagang merupakan pintu gerbang Majapahit untuk menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan asing, baik di dalam maupun di luar Nusantara.
Majapahit memiliki beberapa pelabuhan dan bandar dagang yang strategis dan ramai, seperti Tuban, Gresik, Surabaya, Hujung Galuh, Jepara, Cirebon, dan Banten.
BACA JUGA:Daerah yang Punya Harta Karun Perak Terbesar di Indonesia, Ada di Pulau Sumatera dan KalimantanDi pelabuhan-pelabuhan ini, Majapahit menjual berbagai macam komoditas ekspor, seperti lada, gading, timah, beras, besi, intan, ikan, cengkih, pala, kapas, dan kayu cendana.
Sebaliknya, Majapahit juga membeli berbagai macam komoditas impor, seperti sutra, porselen, kaca, perak, emas, dan kuda.
Majapahit membangun hubungan dagang yang erat dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Champa, Kamboja, Ayodya (Siam), dan Tiongkok.
BACA JUGA:Ini Dia Lokasi Harta Karun Batu Bara di Sumatera Selatan, Sudah Hasilkan Miliaran Ton
Majapahit juga mengirimkan beberapa ekspedisi maritim untuk menaklukkan dan menguasai kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara, seperti Bali, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Hal ini bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan, mengamankan jalur perdagangan, dan mengumpulkan upeti atau pajak dari kerajaan-kerajaan bawahan.
Sementara untuk sistem ekonomi Majapahit, ini didasarkan pada prinsip agraris dan perdagangan. Pertanian dan perdagangan merupakan dua sektor utama yang menggerakkan roda perekonomian Majapahit.