Emas hasil dari proses penambangan ini biasanya dijual di toko-toko sekitar Simpang Jujutan atau di Pasar Padang Aro di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Harga emas yang ditawarkan berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,2 juta per gram, namun harga tersebut dapat berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar.
BACA JUGA:Menelusuri Sejumlah Benda Harta Karun di Lombok Rampasan Belanda yang Dikembalikan ke Indonesia
Selain itu, kadar emas yang ditemukan di setiap wilayah juga berbeda-beda. Misalnya, emas di Sungai Batanghari memiliki harga paling mahal, sementara di Bangko dan Pamong, harganya lebih terjangkau.
Para pekerja tambang biasanya menghabiskan waktu satu hingga tiga bulan untuk satu periode penambangan. Upah yang mereka terima dapat mencapai sekitar Rp 40 juta, memberikan insentif yang menggiurkan bagi para pekerja di sektor ini.
Untuk menemukan lokasi yang mengandung emas tidaklah mudah, karena tidak semua tempat memiliki kandungan emas. Berikut ini sepuluh tanda geologis alam yang dapat mengarah ke keberadaan emas, yuk simak:.
1. Jenis Batuan Produktif
Umumnya konsep batuan induk yang disukai sangatlah penting, namun jenis batuan yang “disukai” itu dapat sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain.
BACA JUGA:Menggali Jejak Harta Karun di Sukoharjo, Benda Purbakala yang Berada di Areal Persawahan Joho
2. Patahan dan Zona Kontak Batuan
Banyak vena kuarsa dan endapan emas di batuan keras muncul di “zona” yang terbentuk di sepanjang patahan atau pada area kontak dua jenis batuan yang berbeda.
3. Topografi yang Tepat
Biasanya emas yang lebih kasar banyak terdapat jauh di hulu. Sementara di gurun di area yang memiliki lereng landai hingga datar.
4. Perluasan Wilayah Mineral atau Placer yang Telah Diketahui
Sebagian besar endapan emas berskala kecil membentuk jalur linier, juga berbentuk pipa. Umumnya endapan ditemukan di sepanjang zona pengendapan yang linier ini.
5. Area Geologi Serupa yang Terdekat