NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Jangan sampai salah, begini tata cara mandi wajib sesuai sunnah Rasulullah.
Bagi perempuan dan laki-laki dewasa, sudah pasti melakukan mandi wajib sebagai sarana bersuci dari hadas besar.
Mandi wajib seringkali disebut mandi junub dan harus dilakukan jika seseorang mengalami salah satu dari beberapa hal di bawah, yakni:
1. Keluar air mani ketika sadar atau tidur.
2. Berjima’ meskipun tidak keluar air mani. Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ وَمَسَّ الْخِتَانُ الْخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ
“Apabila seseorang duduk di antara cabangnya yang empat (kedua tangan dan kedua kaki), khitan pun bersentuhan dengan khitan, maka wajib mandi.” (HR. Muslim).
BACA JUGA:Harta Karun Berupa Tambang Emas Tersembunyi di Kalimantan Utara
Hal ini berdasarkan hadis riwayat HR Nasai, Tirmidzi, dan Abu Dawud yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW menyuruh Qais bin Ashim untuk mandi wajib dicampur daun bidara.
Selesai haid dan nifas. Perkara ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW:
فَإِذَا أَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَدَعِي الصَّلَاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي
“Apabila datang haid, maka tinggalkanlah shalat, dan apabila telah hilang haid, maka mandi dan shalatlah.”
Adapun nifas berlaku seperti haid berdasarkan ijma’.
BACA JUGA:Bikin Merinding! Ternyata Pahala Orang yang Terkena Sihir, Bisa Berkali-kali Lipat
Dalam Al-Qur’an, anjuran mandi wajib juga telah diperintahkan dalam Surat Maidah Ayat 6 dan Surat An-Nisa Ayat 43 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa’: 43).