Padahal Teksturnya Kering, Khasiat Beras Pera Ternyata Jauh Lebih Sehat Ketimbang Beras Pulen! Kenapa?

Kamis 09-05-2024,12:40 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Fitriani

Menurut penjelasan DR dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, Sp.GK, seorang ahli gizi klinik dari Departemen Gizi FKUI-RSCM, dalam acara Media Edukasi 'Kenali Jenis Gula Tambahan, Indeks dan Beban Glikemik Serta Dampaknya pada Anak!' di The Energy Cafe, Jakarta, beras pulen seperti pandan wangi, yang lembut, dan lengket, memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada beras pera. 

Oleh karena itu, dari segi kesehatan, beras pera lebih disukai karena memiliki indeks glikemik yang lebih rendah.

Selain itu, DR Fiastuti menjelaskan bahwa cara memasak juga dapat memengaruhi indeks glikemik suatu makanan. 

BACA JUGA:Ratusan Warga Forum Persatuan Toke Sawit dan Aliansi Petani Sawit Gelar Aksi Demo di PT. SBS

Sebagai contoh, beras pulen memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi karena kandungannya menjadi lebih halus saat dimasak. 

Sebaliknya, beras pera memiliki indeks glikemik yang lebih rendah karena ketika dimasak, beras tersebut tidak hancur sepenuhnya, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna di saluran pencernaan. 

Akibatnya, peningkatan gula darah tidak terjadi secara tiba-tiba dan rasa kenyangnya juga lebih bertahan lama.

Selain beras pera, contoh makanan lain dengan indeks glikemik rendah adalah beras merah, meskipun rasanya juga sering dianggap kurang enak oleh kebanyakan orang. 

Di sisi lain, makanan seperti bubur memiliki indeks glikemik yang sangat tinggi, terutama jika dibuat dari beras pulen yang teksturnya sangat halus.

BACA JUGA:Yuk, Disimak! Ini Tips Cara Memasak Beras Pera agar Pulen dan Lembut, Cukup Tambahkan Ini

Menurut penjelasan DR dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, Sp.GK, indeks glikemik suatu makanan cenderung lebih tinggi semakin halus tekstur makanan tersebut.

I ndeks glikemik (GI) merupakan angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan tersebut diubah menjadi gula dalam darah setelah dikonsumsi. Semakin tinggi GI, semakin cepat peningkatan gula darah, yang kemudian diikuti oleh peningkatan insulin.

Makanan dengan indeks glikemik tinggi mungkin memberikan energi secara cepat, tetapi juga dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang tinggi, membuat seseorang cepat merasa lapar. 

Oleh karena itu, konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti beras pera atau beras merah, dapat membantu menjaga kadar gula darah dan memberikan rasa kenyang yang lebih tahan lama.

BACA JUGA:Berminat Ikut CPNS Kedinasan 2024? Ini Bocoran Rincian Formasi dan Jadwal Pendaftarannya

Makanan dengan indeks glikemik tinggi memiliki potensi untuk menyebabkan peningkatan berat badan dan bahkan memicu obesitas. Hal ini terjadi karena kelebihan energi yang tidak digunakan akan disimpan dalam bentuk lemak oleh tubuh.

Kategori :