Pada tahap kedua, Musa Kazhim menjelaskan bahwa pada abad ke-14 M, para Habib Alawiyin keturunan 'Ali dan Fâthimah binti Rasulullah SAW mulai datang.
Pada periode ini, dakwah Islam berkembang pesat dan menyebar di seluruh penjuru Nusantara, bahkan di Asia Tenggara, mencapai puncaknya pada abad ke-15 hingga abad ke-17 M.
BACA JUGA:Rutin Konsumsi Sebelum Tidur, Begini Efek dan 9 Khasiat Bawang Putih untuk Pria Dewasa
Meskipun demikian, terlepas dari kaum Alawiyin atau bukan, sejarah mencatat bahwa terdapat juga tokoh dakwah Islam di Indonesia yang berasal dari Cina. Yang menarik, tidak ada catatan tentang peperangan dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia.
Pendekatan persuasif dan damai dalam dakwah Islam memungkinkan kerajaan-kerajaan lokal dengan sukarela membuka diri terhadap agama yang relatif baru ini, memperluas peluang dakwah di Nusantara.
Banyak dari kaum Alawiyin awal yang datang ke Indonesia masuk ke dalam keluarga kerajaan lokal melalui perkawinan.
Bahkan, hingga saat ini, banyak kepemimpinan kesultanan di Asia Tenggara yang berasal dari jalur keturunan kaum Alawiyin, seperti kesultanan di Pontianak dan wilayah lainnya.
BACA JUGA:Pilih Suri Tauladan yang Tepat, Ini Cara Membedakan Habib Asli dan Habib Palsu
Yang menarik bukan hanya seberapa luasnya penyebaran keturunan kaum Alawiyin di Nusantara dan Asia Tenggara, tetapi juga fakta bahwa Islam menyebar dengan cepat dan tanpa kekerasan.
Pendekatan yang damai ini memainkan peran penting dalam menerima agama baru ini oleh masyarakat setempat dan memungkinkan Islam berkembang pesat di wilayah ini.
Ringkasan:
- Islam menyebar dengan cepat di Nusantara melalui jejak keturunan Nabi Muhammad SAW, khususnya melalui jalur Sayyidina Husein bin Ali, yang sering disebut sebagai Alawiyin.
- Ahmad bin Isa, generasi ke-8 keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, memainkan peran penting dalam membentuk narasi riwayat habib di Indonesia.
- Tarikat Alawiyin, pendidikan spiritual di Hadhramaut, menjadi pusat pembelajaran agama Islam tanpa lembaga pendidikan formal.
BACA JUGA:Berbahaya! 7 Jenis Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Bagi Penderita Kolesterol, Nomor 7 Paling Laris
- Al Faqih Muqaddam diakui sebagai pendiri Tarekat Alawiyyin dan leluhur para keturunan Alawiyyin yang menyebar di Indonesia.