Jumat Legi dikenal sebagai hari pemakaman Eyang Jugo (Kyai Zakaria II), sedangkan tanggal 12 bulan Suro diperingati sebagai hari wafatnya Eyang Sujo (Raden Mas Iman Sudjono).
Ritual pesugihan di Gunung Kawi dianggap memiliki kekuatan magis yang bisa membawa kekayaan bagi pelakunya.
BACA JUGA:Terbaru, Segini Gaji Ketua RT dan RW di Kota Surabaya, Coba Bandingkan dengan Daerahmu
Ritual pesugihan di Gunung Kawi dilakukan dengan cara yang cukup sederhana namun penuh dengan aturan dan pantangan.
Berikut adalah tahapan yang harus dilalui oleh para peziarah yang ingin melakukan ritual pesugihan:
1. Mandi Suci
Sebelum memulai ritual, pelaku pesugihan diwajibkan untuk melakukan mandi suci yang dipimpin oleh juru kunci di sana.
Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri dari segala kotoran dan energi negatif. Pelaku juga harus memastikan tidak ada pikiran atau niat negatif sebelum memulai ritual.
BACA JUGA:Banyak Manfaatnya, Ini 5 Tanaman Pembawa Rezeki Menurut Islam, Disebutkan Dalam Al- Qur’an
2. Tapabrata
Setelah mandi suci, pelaku pesugihan harus melakukan tapabrata selama tiga hari di bawah pohon keramat Dawandaru.
Tapabrata adalah bentuk pertapaan atau meditasi yang dilakukan untuk memfokuskan pikiran dan memohon berkah dari penguasa gaib Gunung Kawi.
3. Kontrak Mati
Salah satu bagian yang paling menakutkan dari ritual ini adalah pelaku pesugihan harus melakukan kontrak mati dengan penguasa gaib Gunung Kawi.
Kontrak ini biasanya melibatkan tawaran untuk memberikan tumbal nyawa setiap tahun sebagai imbalan untuk kekayaan yang didapat. Tumbal ini harus berasal dari kerabat yang memiliki hubungan darah dengan pelaku.
BACA JUGA:Pengajuan Mudah dan Cepat, Cek Simulasi Gadai Tabungan Emas Pegadaian, Pasti Untung