Terdapat dua buah guci kuno yang merupakan peninggalan dari Eyang Jugo. Pada zaman dahulu, guci-guci ini digunakan sebagai penyimpanan air suci untuk pengobatan.
Masyarakat sering menyebutnya dengan nama 'janjam'. Guci kuno ini kini diletakkan disamping kiri pesaeran (makam). Sering dipercayai bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membuat orang menjadi awet muda.
6. Petilasan Prabu Sri Kameswara
Terdapat di ketinggian 700 meter dan sekitar setengah jam dari makam Eyang Sujo dan Jugo, terdapat sebuah keraton yang pernah menjadi pertapaan milik Prabu Kameswara.
Dia merupakan pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu. Kini, petilasan tersebut telah digunakan sebagai tempat pemujaan dan praktik pesugihan.
7. Persembahan Tumbal di Gunung Kawi
Setelah melewati satu tahun, pemilik pesugihan biasanya akan mulai mangalami peningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi dalam kehidupannya.
Ketika waktu itu terjadi, ia mulai harus menyerahkan tumbal yang berupa seorang manusia yang memiliki hubungan darah dengannya untuk dijadikan sebagai salah satu pesuruh kerajaan gaib di Gunung Kawi.
BACA JUGA:Apa Saja Syarat Mencairkan Dana BPJS Ketenagakerjaan? Pencairan Bisa Via Online
Selain itu, setiap kali diberikannya tumbal, kekayaan pemilik tumbal biasanya akan meningkat secara drastis.
Demikianlah informasi tentang kaya 7 turunan dengan pesugihan Gunung Kawi Malang. Namun, penting diingat bahwa praktik pesugihan ini juga memiliki konsekuensi yang berat, terutama karena tumbal yang harus diberikan setiap tahun.
Ritual pesugihan di Gunung Kawi merupakan bagian dari tradisi dan kepercayaan yang masih hidup di masyarakat.
Meski banyak yang meragukan kebenarannya, praktik ini tetap ada. Bagi mereka yang percaya, menjalankan ritual ini adalah cara untuk mendapatkan berkah dan kekayaan, meskipun harus melalui berbagai pengorbanan dan tantangan.
Tianzi Agustin