Ketika meminta maaf, jelaskan juga mengapa Anda marah sehingga membentaknya. Namun, pastikan untuk meminta maaf terlebih dahulu sebelum memberikan penjelasan tersebut.
BACA JUGA:Anak Terlambat Bicara Nanti Juga Bisa Sendiri, Berikut Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Anak
2. Dengarkan Perasaan Anak
Anak-anak pasti mengalami berbagai perasaan ketika dimarahi, meskipun mereka tidak selalu menunjukkannya. Beri mereka dan diri Anda waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
Setelah emosi mulai stabil, ajak mereka bicara secara perlahan. Tanyakan bagaimana perasaannya tentang kejadian itu dan dengarkan dengan seksama tanpa menginterupsi atau bersikap defensif.
BACA JUGA:Ini 5 Mitos Pola Asuh Anak dari Sosok Ayah, Harus Ditepis dari Sekarang
Anak akan merasa perasaannya dihargai ketika Anda menerima dan memahami emosi mereka. Jangan menyangkal perasaan mereka atau mencoba untuk mengubahnya.
Validasi perasaan mereka akan membuat mereka merasa lebih dihargai dan didengar, yang sangat penting untuk penyembuhan emosional mereka.
BACA JUGA:Ini 5 Mitos Pola Asuh Anak yang Sudah Terbantah, Namun Masih Banyak yang Percaya
3. Beri Anak Waktu untuk Menenangkan Diri Saat Bersosialisasi
Sering dimarahi dapat mengurangi kepercayaan diri anak, yang pada gilirannya bisa mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
Anak-anak mungkin merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain atau bahkan mengasingkan diri dari lingkungan sosial.
BACA JUGA:Anak Terlambat Bicara Nanti Juga Bisa Sendiri, Berikut Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Anak
Jika anak Anda mengalami ketakutan atau ketidaknyamanan saat bersosialisasi, berikan mereka waktu untuk menenangkan diri.
Jangan memaksanya untuk berinteraksi lebih cepat dari yang mereka nyaman. Tunjukkan bahwa Anda menghargai perasaannya dan siap mendukung mereka kapan saja.
Ketika Anda tetap tenang dan sabar, anak akan merasa lebih nyaman berada di dekat Anda dan perlahan-lahan akan lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.