Saat ini, Gedung Mulo digunakan sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Yayasan Mathes.
8. Benteng Rotterdam
Jika berbicara tentang bangunan tua dan bersejarah di Makassar, Benteng Rotterdam tentu tidak boleh terlewatkan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-IX Karaeng Tumapa'risi Kallonna.
Benteng ini mulanya dibangun dengan bahan dasar bata oleh pemerintahan Gowa.
Namun, pada tahun 1667 setelah perjanjian Bongaya, pemerintahan kolonial Belanda masuk dan mengganti bahan dasar benteng jadi batu padas.
BACA JUGA:Dana Desa di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2024, Ada Desa dengan Anggaran Rp 1 Miliar
Pada tahun 1976, terjadi pemugaran besar-besaran pada seluruh bangunan gedung dalam kompleks Benteng Rotterdam.
Keseluruhan luas areal lingkungan dalam benteng ini sendiri yaitu sebesar 21.253 m2 dengan lokasi luar 12.999,57 m2.
Secara keseluruhan, bangunan dalam Benteng Rotterdam terdapat sebanyak 16 bangunan turutan termasuk 1 buah bangunan yang dibangun pada masa pemerintahan Jepang.
Selain itu terdapat 5 bastion, yakni bastion Bone, bastion Bacan, bastion Amboina, bastion Mandarsyah, dan Bastion Buton.
Yang menarik dari bangunan ini adalah jika dilihat dari atas, maka akan tampak seperti penyu yang sedang berjalan ke arah Laut Makassar.
Saat ini Benteng Rotterdam tidak lagi berfungsi sebagai pusat keamanan, melainkan sebagai objek wisata dan edukasi.
Jika tertarik berkunjung Benteng rotterdam berlokasi di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Kecamatan. Ujung Pandang.
9. Rumah Jabatan Walikota Makassar
Bangunan tua dan bersejarah yang satu ini didirikan oleh kolonial Belanda pada tahun 1950-an.