Terkenal hingga Manca Negara, Ini Cerita Bangunan Bersejarah di Indonesia yang Tidak Banyak Diketahui

Sabtu 29-06-2024,10:08 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

Pada masa itu agama Budha menjadi mayoritas agama di tanah Jawa, maka Candi Borobudur pun tak lepas dari kegiatan keagamaan. 

BACA JUGA:Rincian Dana Desa di Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2024, Cek Jumlah Dana Desamu

Candi Borobudur menjadi pusat kegiatan keagamaan terbesar baik di tanah air maupun dari berbagai kerajaan di sekitar nusantara. Namun lambat laun perkembangan Islam mulai masuk ke Nusantara. 

Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia pada abad ke-15 membuat candi Borobudur mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang berpindah ke agama Islam. 

Sempat ada beberapa waktu Borobudur terlupakan serta beberapa kali Borobudur semakin terlupakan saat terjadi letusan Gunung Merapi yang mengakibatkannya terkubur abu vulkanik. 

Sampai akhirnya ditemukan dan dilakukan pemugaran serta berbagai usaha rekonstruksi candi yang dimulai sejak saat penjajahan Inggris dan juga Belanda. 

Pemugaran candi dilakukan dengan memperhatikan banyak hal. Hal-hal yang dilakukan antara lain adalah perbaikan sistem drainase, pengaturan sudut bangunan, pemindahan batu yang membahayakan, penguatan pagar langkan pertama dan pemugaran beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama. 

BACA JUGA:Ini Beberapa Prioritas yang Akan Lolos Seleksi CPNS 2024, Salah Satunya Tenaga Honorer

Pada tahun 1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian monumen ini.

Sebelum seperti sekarang ini, Candi Borobudur pernah jadi tempat pemberontak melarikan diri, angker, dan meminta berkah.

Pada masa Sunan Pakubuwono I bertakhta di Kartasura, muncul pemberontakan yang dipimpin Ki Mas Dana di daerah Enta-Enta. 

Sunan memerintahkan Bupati Mataram, Ki Jayawinata, untuk memadamkan pemberontakan itu. 

Namun, balatentaranya kewalahan dan mundur ke Kartasura. Jayawinata melaporkan peristiwa itu kepada sunan. Sunan kembali mengutus orang kepercayaannya. 

Kali ini Bupati Kartasura, Pangeran Pringgalaya, yang diperintahkan untuk mengurus pemberontakan itu. “Tangkap Ki Mas Dana hidup-hidup!” perintah Sunan. Pertempuran terjadi. 

Banyak korban bergelimpangan. Pemberontakan berhasil dipadamkan. Namun, Ki Mas Dana melarikan diri ke Bukit Borobudur. 

BACA JUGA:Sebentar Lagi Pendaftaran CPNS 2024 Dibuka, Yuk Siapkan Beberapa Syarat Dokumen Ini dari Sekarang

Kategori :