Setelah membeli bibit, ayam petelur biasanya mulai menghasilkan telur pada usia sekitar empat bulan.
Setelah itu, peternak dapat memanen telur setiap hari, tergantung pada kondisi kesehatan ayam.
Ketika telur selesai dipanen, sebaiknya tidak langsung dijual ke pelapak atau tengkulak. Telur perlu disortir sesuai dengan kualitasnya untuk memisahkan telur yang tidak normal.
Telur yang tidak normal biasanya berukuran lebih kecil atau lebih besar dari telur biasa, atau memiliki bentuk yang cenderung lebih gepeng atau lonjong.
Berapa Modal untuk Memulai Usaha Ayam Petelur?
Berikut adalah komponen-komponen yang diperlukan untuk mendirikan usaha ayam petelur dengan jumlah 100 ekor:
BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Mamuju, Ini 30 Desa dengan Kucuran Dana di Atas Rp 1 Miliar
1. Membuat kandang (kayu, asbes, dan bambu) dianggarkan sekitar Rp 3.500.000.
2. Instalasi listrik, air, dan tempat pakan dianggarkan sekitar Rp 750.000.
3. Bibit sebanyak 100 ekor dengan harga sekitar Rp 52.500 per ekor, total sekitar Rp 5.250.000.
Dengan demikian, total investasi awal adalah sekitar Rp 9.500.000. Luasan kandang yang diperlukan untuk 100 ekor ayam biasanya sekitar 4 x 6 meter persegi.
Untuk biaya operasional bulanan yang meliputi pakan, vitamin, dan vaksin, berikut adalah perhitungannya:
1. Pakan untuk 100 ekor ayam biasanya menghabiskan sekitar 11 kg per hari. Dalam sebulan, total pakan yang dibutuhkan adalah 330 kg.
2. Harga pakan per sak (50 kg) sekitar Rp 300.000, atau sekitar Rp 6.000 per kg. Dengan kebutuhan 330 kg, total biaya pakan adalah Rp 1.980.000.
BACA JUGA:Mudah dan Praktis! Inilah Cara Cek Saldo E-Toll di Shopee, Cukup Ikuti 8 Langkahnya Disini
3. Vitamin dan vaksin dianggarkan sekitar Rp 300.000.