Apa Saja 4 Ritual dan Tradisi Malam 1 Suro yang Dilakukan Masyarakat Jawa

Rabu 03-07-2024,20:15 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Agus Faizar
Apa Saja 4 Ritual dan Tradisi Malam 1 Suro yang Dilakukan Masyarakat Jawa

BACA JUGA:InsyaAllah Rezeki Lancar dan Hati Tenang jika Rutin Amalkan Sholawat Ma’tsuroh dan Ghairu Ma’tsuroh

3. Kirab Kerbau Kyai Slamet

Di Keraton Kasunanan Surakarta, masyarakat biasa mengadakan ritual Kirab Kerbau Kyai Slamet. Ritual ini diadakan setiap malam 1 Suro dengan cara menggiring kerbau bule kelilig kampung.

Tujuannya untuk memohon keberkahan dan keberuntungan dari hewan tersebut kepada Tuhan. Tradisi ini biasanya dibarengi dengan proses pemandian kris pusaka.

BACA JUGA:Bukan Cuma Keberuntungan, 4 Weton Ini juga Diberkahi Rezeki Melimpah Selama Bulan Suro

4. Padusan

Banyak warga Boyolali yang masih menjalankan ritual Pemandian di Umbul Pengging setiap malam 1 Suro. Mereka akan melakukan padusan (mandi) dan merendam diri di dalam air sampai sebatas leher.

Umumnya, ritual dilakukan di malam hari, yakni mulai pukul 00.00 sampai 03.00 pagi. Masyarakat Boyolali biasa menyebutnya dengan istilah “kungkum pengging”.

BACA JUGA:Apa Saja Mitos Keramat Larangan Saat Malam Satu Suro? Dipercaya Bisa Bawa Sial

Sejarah Malam Satu Suro

Awal mula perayaan malam satu Suro konon bertujuan untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa. 

Pada tahun 931 Hijriah atau 1443 tahun Jawa baru, yaitu pada zaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II membuat penyesuaian antara sistem kalender Hijriah (Islam) dengan sistem kalender Jawa pada masa itu.

Sementara menurut catatan sejarah lainnya, penetapan satu Suro sebagai awal tahun baru Jawa dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). 

BACA JUGA:Rutinkan Baca Sholawat Ma’tsuroh dan Ghairu Ma’tsuroh, Rezeki Lancar Hati Menjadi Tenang

Pada 1633 Masehi atau 1555 tahun Jawa, Sultan Agung menetapkan Tahun Jawa atau tahun Baru Saka diberlakukan di bumi Mataram dan menetapkan 1 Suro sebagai tanda awal tahun baru Jawa.

Pada saat itu, masyarakat umumnya mengikuti sistem penanggalan tahun Saka yang diwariskan dari tradisi Hindu, sedangkan Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriah. 

Kategori :