Akibatnya, timbul pandangan bahwa kekayaan tersebut diperoleh melalui bantuan makhluk halus, salah satunya tuyul.
BACA JUGA:Cukup Menggunakan Bumbu Dapur, Rumah Terlindungi dari Tuyul, Simpan di Depan Rumah
Implikasi Sosial
Pandangan mistik ini membuat para petani menuduh orang-orang kaya baru menggunakan cara haram untuk mendapatkan kekayaan.
Tuduhan ini membuat para pedagang dan pengusaha sukses kehilangan status di masyarakat. Mereka dianggap "hina" karena dianggap memupuk kekayaan melalui cara yang tidak sah, yakni dengan bantuan setan.
BACA JUGA:Viral, Bocah Gundul Berlagak Seperti Tuyul Curi Uang di Toko Skincare
George Quinn dalam "An Excursion to Java's Get Rich Quick Tree" (2009) menyebutkan bahwa para petani selalu beranggapan bahwa kekayaan harus dipertanggungjawabkan.
Ketika orang kaya gagal menjelaskan asal usul kekayaannya, mereka dicurigai bersekutu dengan makhluk halus seperti tuyul.
BACA JUGA:Begini Cara Melindungi Rumah dari Tuyul, Diantaranya Menggunakan Bumbu Dapur
Ong Hok Ham dalam "Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong" (2002) juga menjelaskan bahwa tuduhan menggunakan tuyul membuat para pedagang cenderung menyembunyikan kekayaan mereka.
Mereka lebih memilih membeli barang-barang yang tidak mencolok atau menunjukkan kekayaan yang sesungguhnya, seperti emas atau barang-barang mewah lainnya, untuk menghindari tuduhan dari masyarakat.
BACA JUGA:3 Amalan Ini Ampuh Mencegah TUYUL Masuk Rumah, Lakukanlah
Pengaruh Budaya dan Tradisi
Tuduhan tidak berdasar ini semakin memperkuat popularitas tuyul sebagai subjek mistis dalam budaya Indonesia.
Masyarakat yang hidup dalam lingkungan agraris dan memiliki pandangan mistik terus melestarikan cerita tentang tuyul. Hingga saat ini, tuyul tetap menjadi bagian dari cerita rakyat yang populer di Indonesia.
BACA JUGA:Ada-ada Saja, Tuyul dan Kuntilanak Diteliti Antropolog Luar Negeri, Inilah Hasilnya