Sudan Selatan berada di peringkat keempat negara tingkat korupsi paling tinggi di dunia, dengan skor CPI 13. Penyebab korupsi di Sudan Selatan adalah masalah sistem pemerintahan yang kompleks, kondisi ini juga diperparah oleh adanya jaringan internasional yang terlibat dalam perdagangan senjata dan lainnya.
Hal tersebut memberikan kesempatan bagi para pemimpin dan pelaku korupsi untuk mendapatkan keuntungan dari konflik dan situasi tidak stabil di negara tersebut yang menciptakan lingkungan praktik korupsi semakin meluas di Sudan selatan.
5. Yaman
Yaman memiliki skor CPI sebesar 16, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat korupsi tertinggi. Kasus korupsi yang tinggi disebabkan oleh konflik yang berkelanjutan, ketidakstabilan politik, konflik bersenjata, serta kesulitan ekonomi.
Pergolakan politik yang terjadi sejak 2011 di Yaman semakin memperburuk tantangan bagi perusahaan di Yaman.
Jaringan patronase dan praktik nepotisme yang mengendalikan urusan sipil negara, termasuk pengawasan kontrak pemerintah. Praktik-praktik, seperti penyuapan pasif dan pemerasan juga umum terjadi dan tersebar luas di Yaman.
BACA JUGA:7 Al Quran Tertua di Dunia, Paling Tua Bukan di Arab atau Negara Islam, tapi di Negara Ini..
6. Nikaragua
Nikaragua merupakan satu-satunya negara Amerika Tengah yang masuk ke dalam negara tingkat korupsi tertinggi, berada di peringkat keenam dengan skor CPI 17. Negara ini memiliki tingkat korupsi yang tinggi, terutama karena Nikaragua dipimpin oleh Rezim Somoza, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), dan dikenal sangat korup. Praktik korupsi terjadi di semua tingkatan dan jaringan kekuasaan negara.
Sebelum revolusi pada 1979, ekonomi Nikaragua dikendalikan oleh kepentingan AS, dengan pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan AS, seperti produksi gula dan pisang. Kondisi ini memperburuk kesejahteraan rakyat dan memungkinkan korupsi berkembang pesat.
7. Korea Utara
Korea Utara menempati peringkat ketujuh dengan skor CPI 17. Tingginya tingkat korupsi di Korea Utara tIDak lain karena rezim negara yang sangat tertutup dan otoriter dan kurangnya transparansi, serta kontrol terpusat atas ekonomi yang menciptakan lingkungan mudah untuk korupsi.
Para elit yang berkuasa, termasuk keluarga Kim Jong Un, kerap menggunakan kekuatan absolut mereka dan memanipulasi sumber daya untuk keuntungan pribadi.
Selain itu, kurangnya lembaga independen atau pengawas kekuasaan pemerintah membuat korupsi sulit dikendalikan.
Keterlibatan negara dalam pasar gelap, pelanggaran hak asasi manusia, dan kultus kepribadian yang meluas semakin memperkuat persepsi bahwa Korea Utara adalah negara yang sangat korup.
BACA JUGA:Daftar Lengkap 79 Negara Bebas Visa untuk Indonesia 2024, Ada Visa Free dan On Arrival