Menanggapi kerusuhan ini, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan siapa pun yang melakukan tindak kekerasan akan menghadapi hukum yang berlaku.
Dia juga menuding "geng preman" membajak kesedihan bangsa untuk menebar kebencian.
Sampai saat ini, kepolisian telah menangkap pelaku namun menyembunyikan identitasnya. Pelaku dikabarkan remaja berusia 17 tahun.
"Pertama memang undang-undang di Inggris adalah tidak boleh mengeluarkan identitas anak karena pelakunya masih 17 tahun," kata Desra.
Warga Inggris pun marah dengan tindakan ini. Puncak amarah warga terjadi kala rumor di media sosial menyebutkan jika pelaku penikaman itu merupakan imigran Muslim.
"Jadi dari situ ada kekosongan dan dimanfaatkan ekstrem kanan bahwa ini (pelaku) adalah Muslim dan imigran," ujar Desra.
BACA JUGA:Promo Holland Bakery Agustus 2024, Ada 4 Menu Diskon 20%, Catat Tanggalnya!
Bagaimana islamofobia di Inggris?
Mantan Direktur Jenderal Kawasan Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri RI itu juga merespons pertanyaan soal apakah Islamofobia di Inggris tinggi.
Di Inggris, kata dia, terdapat berbagai faktor yang memunculkan kembali Islamofobia.
"Pertama baru ada pergantian pemerintahan dari Konservatif ke Labour (Partai Buruh)," ungkap Desra.
Partai Konservatif memiliki haluan yang cenderung ke kanan, sementara Partai Buruh condong ke tengah dan kiri.
"Nah ini ada semacam ketidakpuasan," kata Dubes itu lagi.
Dia juga menambahkan Inggris yang memutuskan keluar dari Uni Eropa dan perang Rusia-Ukraina turut menjadi faktor tersendiri. Dua hal ini membuat ekonomi Inggris lesu.
Apa itu Sayap Kanan Ekstrem yang Picu Kerusuhan di Inggris?
Dilansir dari laman resmi pemerintah Inggris, sayap kanan ekstrem adalah orang-orang yang menggunakan kekerasan untuk mendukung ideologi mereka.
BACA JUGA:Profil Hendra Kurniawan, Eks Anak Buah Ferdy Sambo Bebas Bersyarat
Ideologi ini secara umum dapat dicirikan sebagai Nasionalisme Budaya, Nasionalisme Kulit Putih, dan Supremasi Kulit Putih.
Adapun, untuk informasi tambahan, seperti dilansir dari detik.com, saat ini sudah hampir 400 orang ditangkap polisi karena merusuh di banyak kota di Inggris. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut mereka sebagai preman sayap kanan ekstrem.