Kritik dan Reaksi Netizen
Netizen dengan cepat bereaksi terhadap video tersebut, menyuarakan ketidakpuasan mereka melalui komentar-komentar yang sebagian besar berisi kritik tajam terhadap penyelenggara lomba.
Banyak dari mereka yang merasa bahwa lomba makan pisang ini tidak hanya tidak mendidik, tetapi juga merendahkan martabat peserta, terutama karena lomba tersebut diikuti oleh para ibu-ibu.
Beberapa komentar yang paling mencolok datang dari akun-akun yang dengan tegas mengecam ide lomba tersebut.
"Kok makin kesini kemerdekaan begitu mudahnya di hancurkan oleh games yang tidak mendidik???" tulis seorang netizen yang tampaknya kecewa dengan bagaimana nilai-nilai kemerdekaan diabaikan dalam perlombaan seperti ini.
BACA JUGA:Miris! Ini Cerita Dokter Kandungan yang Dapat Pasien Anak 10 Tahun, Ternyata Senang Begituan
Komentar lain seperti, "ga ngerti lagi dh gue panitia nya oneng bgt," juga menunjukkan ketidakpahaman dan kekesalan netizen terhadap panitia yang mengadakan lomba tersebut.
Banyak netizen yang juga merasa heran dan kecewa mengapa lomba semacam ini bisa dianggap layak untuk diadakan.
"Lomba makan pisang macam apa ini, pisangnya ga dimakan malah di bgtuin," ujar seorang netizen dengan nada heran.
Bahkan, ada yang menyoroti bagaimana kreativitas dalam merancang lomba seharusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih positif dan bermakna.
"Kreatif dikitlah buat lombanya nyt.. bikin malu aja kalian," pungkas netizen lainnya.
BACA JUGA:Mantap! Digembleng BPIP, Paskibraka 2024 Sukses Tampil Prima saat HUT RI ke-79 di IKN
Asal Usul Kontroversi
Lomba Agustusan, seperti yang kita ketahui, biasanya diisi dengan berbagai jenis kegiatan yang mendidik dan menyenangkan, seperti lomba makan kerupuk, tarik tambang, balap karung, dan lain sebagainya.
Namun, dalam kasus ini, kreativitas panitia dalam merancang lomba justru berujung pada sesuatu yang dianggap tidak pantas dan tidak bermoral.
Lomba makan pisang yang seharusnya bisa menjadi kegiatan yang seru dan menyenangkan malah menjadi bahan pergunjingan dan kritik karena cara pelaksanaannya yang menyerupai adegan yang tidak layak dipertontonkan di ruang publik.
BACA JUGA:Miris! Ini Cerita Dokter Kandungan yang Dapat Pasien Anak 10 Tahun, Ternyata Senang Begituan