Dibayang-bayangi Gempa Megathrust, Menteri PUPR: Seluruh Tol dan Gedung Memenuhi Standar Uji Tahan Gempa

Minggu 25-08-2024,19:08 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Dibayang-bayangi gempa Megathrust, Menteri PUPR: seluruh bangunan tol dan gedung memenuhi standar uji tahan gempa.

Pembahasan mengenai gempa megathrust kembali mencuat ke permukaan. Isu ini kian mengemuka setelah Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengungkapkan bahwa kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai juga dirasakan oleh ilmuwan Indonesia. 

BACA JUGA:Ada 152 Formasi CPNS di Badan Pangan Nasional, Cek Kriteria dan Syarat Daftarnya

Bahkan, gempa megathrust yang terjadi di Nankai, Jepang pada 8 Agustus 2024 disebut-sebut bisa memicu tsunami yang menjalar hingga wilayah Indonesia. 

Hal ini tentu menambah kekhawatiran, mengingat gempa megathrust adalah salah satu jenis gempa paling kuat di dunia dan berpotensi menyebabkan tsunami besar.

Apa Itu Gempa Megathrust?

Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tektonik Bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya. 

Zona subduksi ini tersebar di berbagai wilayah dunia, salah satunya berada di sekitar Samudra Pasifik yang dikenal dengan sebutan "Cincin Api."

BACA JUGA:Daftar Formasi CPNS 2024 Badan Karantina Indonesia, Cek Wilayah Penempatannya jika Lulus

Di sebagian besar zona ini, lempeng benua menimpa lempeng samudra karena lempeng samudra lebih berat dan dingin. 

Megathrust merupakan gempa dengan kekuatan besar, bahkan disebut sebagai yang terkuat di dunia. 

Proses terbentuknya gempa ini dimulai dari penumpukan regangan antara dua lempeng yang saling bersentuhan dan bergerak maju satu sama lain. 

Ketika regangan ini melebihi batas gesekan antara dua lempeng, terjadilah pelepasan energi yang sangat besar, menghasilkan gempa yang dikenal sebagai gempa megathrust.

Dampak Gempa Megathrust

Gempa megathrust tidak hanya menimbulkan guncangan hebat, tetapi juga berpotensi memicu tsunami. Ini terjadi karena pergerakan vertikal dasar laut yang besar saat gempa berlangsung, yang mengakibatkan perpindahan air laut dalam jumlah besar. Megathrust yang terjadi di bawah laut biasanya sangat sulit diamati secara langsung.

Kategori :