Mbak Rara si Pawang Hujan Viral Ritual di Aceh, Berujung Dipulangkan

Rabu 28-08-2024,15:44 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

Pj Gubernur Safrizal menegaskan pentingnya menghormati syariat Islam dan budaya lokal dalam setiap kegiatan, terutama dalam proyek-proyek besar yang melibatkan banyak pihak.

“Aceh adalah daerah yang sangat menjaga nilai-nilai keislaman, setiap kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut harus dihentikan,” tegas Safrizal.

BACA JUGA:Reog Ponorogo dan Belasan Anggota Dewan Antarkan Nata-Hafizh Daftar ke KPU Kepahiang

Profil Mbak Rara Pawang Hujan

Mbak Rara sendiri bukanlah sosok asing di dunia pawang hujan. Wanita kelahiran Papua pada 22 Oktober 1983 ini telah lama menekuni ilmu sebagai pawang hujan, bahkan sejak ia masih kecil.

Meskipun lahir di Papua, Rara memiliki darah Jawa dan menganut kejawen, sebuah kepercayaan yang erat kaitannya dengan tradisi Jawa. Kini, ia tinggal di Bali dan sering diminta untuk membantu dalam berbagai acara besar di Indonesia.

Aksi Mbak Rara sebagai pawang hujan pertama kali mendapat sorotan luas ketika ia ditunjuk sebagai pawang hujan untuk ajang MotoGP Mandalika pada tahun 2022.

Pada saat itu, ia menjadi sorotan dunia karena kemampuannya yang dianggap mampu menahan hujan selama acara berlangsung.

BACA JUGA:Gaji Satpam Tertinggi di Indonesia 2024, Simak Provinsi Mana yang Tertinggi

Tidak hanya itu, ia juga pernah terlibat dalam acara-acara besar lainnya, seperti vaksinasi massal, kampanye Presiden Jokowi, hingga upacara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.

Sebagai pawang hujan, Mbak Rara memiliki serangkaian ritual dan mantra khusus yang ia lakukan untuk mengendalikan cuaca. Ia biasanya membawa alat-alat khusus, seperti mangkok emas, yang digunakan dalam ritualnya.

Rara juga dikenal memiliki pantangan tertentu, seperti tidak boleh makan daging hewan berkaki empat dan tidak boleh lapar saat melakukan ritual.

Berkat kemampuannya yang unik ini, ia sering diminta untuk menjadi pawang hujan dalam berbagai acara besar dan bahkan mendapatkan bayaran yang cukup fantastis, yang konon mencapai ratusan juta rupiah untuk satu proyek.

BACA JUGA:Pencuri Ini Congkel Kotak Amal Masjid, Pengakuannya Bikin Hati Bergetar

Namun, meskipun kemampuan Mbak Rara sebagai pawang hujan diakui banyak pihak, aksinya di Aceh kali ini justru menimbulkan kontroversi.

Keputusan untuk menggunakan jasa pawang hujan dalam proyek di Aceh dianggap tidak sensitif terhadap nilai-nilai lokal.

Kategori :