Penyakit ini mengharuskan Shella untuk mundur dari dunia sepak bola dan fokus pada pengobatannya.
Meskipun begitu, Shella tidak menyerah begitu saja. Ia terus berjuang melawan penyakitnya, meski harus menjalani serangkaian pengobatan yang berat, termasuk operasi dan kemoterapi.
Pada laman penggalangan dana di Kitabisa.com, Shella sempat memperkenalkan dirinya sebagai seorang pejuang kanker ovarium yang dulu aktif bermain sepak bola.
BACA JUGA:Jadi Rebutan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan CPNS Lulusan S1, Buruan Cek
Cerita tentang perjuangannya melawan penyakit ini pun kerap dibagikan oleh Shella di berbagai platform media sosialnya, termasuk TikTok.
Dalam unggahan-unggahan tersebut, Shella tak hanya bercerita tentang rasa sakit yang harus ia hadapi, tetapi juga tentang semangat hidupnya yang tak pernah padam.
Perjalanan panjang Shella dalam melawan kanker dimulai ketika ia pertama kali merasakan sakit perut setelah berenang.
Awalnya, Shella mengira itu hanya kram biasa. Namun, setelah menjalani pemeriksaan medis, Shella mendapat kabar mengejutkan bahwa ada kista ovarium berukuran 9 cm di tubuhnya.
Meskipun sudah mendaftar untuk operasi pada November 2021, operasi baru bisa dilakukan pada April 2022 karena keterbatasan administratif. Ketika akhirnya dioperasi, kista tersebut telah tumbuh menjadi 24 cm.
Setelah operasi tersebut, perjuangan Shella tidak berhenti. Ia harus menjalani kemoterapi dan beberapa kali CT-scan karena ditemukan massa baru di perutnya.
Sayangnya, kondisi Shella semakin memburuk. Kanker yang awalnya hanya menyerang ovarium telah menyebar ke berbagai bagian tubuhnya, termasuk leher.
Pada Januari 2023, Shella kembali menjalani operasi lanjutan yang mengungkapkan bahwa kanker telah menyebar lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya.
Perjuangan Shella yang penuh dengan rasa sakit dan penderitaan ini membuat banyak orang kagum dan terinspirasi oleh semangat hidupnya yang luar biasa.
BACA JUGA:Berencana Bangun Rumah Tipe 21? Ini Rincian Biayanya, Wujudkan Hunian Minimalis Modern
Selain menghadapi kanker, Shella juga harus berjuang dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Ibunya adalah satu-satunya pencari nafkah di keluarganya, sementara ayahnya bekerja sebagai ojek sayur.