“Sungguh persepsi saya langsung berubah ketika beliau masuk dengan sandal dan sebatang rokok,” ungkap Amalia dalam unggahannya.
BACA JUGA:H-1 Penutupan Pendaftaran CPNS, E-Materai Sulit Didapati, Ini Cara Mengatasinya
Teguran yang Berujung pada Pengusiran
Amalia, yang merasa terganggu dengan asap rokok, kemudian mencoba menegur Kadisdikbud dengan cara yang sopan dan halus.
“Saya katakan, ‘Mohon maaf, Pak, saya tidak tahan mencium asap rokok,’” ujarnya.
Namun, respons yang didapatkan Amalia tidak sesuai harapan. Kadisdikbud justru mengusirnya dari ruangan.
“Beliau langsung menyuruh saya keluar dari ruangan,” tambah Amalia.
Dalam video tersebut, Amalia mengekspresikan kekecewaannya karena merasa diperlakukan tidak adil. Bukannya mendapat pengertian, ia justru diminta meninggalkan rapat hanya karena menyuarakan ketidaknyamanannya terhadap tindakan pejabat tersebut.
BACA JUGA:Ada Bagi-bagi 3 Ton Tomat di Depan Sport Center, Sekalian Bantu Petani Kepahiang
Amalia Tetap Teguh pada Pendiriannya
Setelah unggahannya menjadi viral, Amalia dipanggil oleh kepala sekolah tempatnya mengajar. Dalam pertemuan tersebut, ia diminta untuk menghapus unggahan videonya dengan alasan demi kebaikan bersama.
Namun, Amalia menolak permintaan tersebut. Menurutnya, menghapus unggahan berarti ia tidak memiliki pendirian.
“Kalau saya hapus, artinya saya tidak punya pendirian. Jadi, saya tidak mau. Saya juga siap menerima konsekuensinya, termasuk jika harus dipecat,” tegas Amalia.
Tidak hanya menyuarakan pengalamannya, Amalia juga berharap bahwa peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi pihak berwenang, terutama Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau yang akrab disapa Paman Birin.
Amalia mengimbau agar Gubernur lebih selektif dalam memilih pejabat, terutama kepala dinas yang memiliki tanggung jawab besar dalam pendidikan.
“Saya berharap Gubernur bisa memilih kepala dinas yang berbobot, yang dapat menjadi teladan, bukan malah urak-urakan seperti ini,” katanya.