Aiptu Akhmad Kahar, Kanit PPA Polres Bulukumba, mengonfirmasi penangkapan FR. Ia juga menjelaskan bahwa laporan penganiayaan terhadap SR dilayangkan oleh ibu korban pada hari Senin, 9 September.
"Benar! Kami telah menerima laporan dugaan penganiayaan terhadap anak di bawah umur yang disampaikan oleh ibu korban," ungkap Aiptu Akhmad Kahar pada Selasa, 10 September.
BACA JUGA:Belanja Untung! Ini Promo Alfamart 11-15 September 2024, Minyak Goreng Bimoli Rp 35 Ribu
Pelaku Mengaku Menganiaya Korban
Dalam pemeriksaan awal, FR mengakui perbuatannya. Ia menjelaskan bahwa tindakannya tersebut bertujuan untuk memberi pelajaran kepada SR yang sering mengambil uang neneknya tanpa izin.
FR menganiaya korban dengan memukul dan menendangnya, meskipun alasan tersebut jelas tidak membenarkan tindakan kekerasan brutal yang ia lakukan.
Polisi yang menerima laporan langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk memeriksa kondisi korban.
BACA JUGA:AKBP Condro Sasongko, Kapolres Serang yang Jadi Idola Baru Netizen
“Di TKP, kami memeriksa keadaan korban dan mengarahkan agar dilakukan visum di rumah sakit guna keperluan penyelidikan,” tutur Aiptu Akhmad Kahar.
Korban SR kini telah ditempatkan di rumah aman oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Bulukumba untuk mendapatkan pendampingan psikologis serta rehabilitasi lebih lanjut.
Sementara itu, FR masih ditahan di Polres Bulukumba untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan lebih mendalam.
Korban Diduga Mengidap Kleptomania
Berdasarkan penelusuran lebih lanjut dari beberapa sumber, SR disebutkan telah mulai mencuri sejak duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar.
Sumber tersebut juga mengindikasikan bahwa SR kemungkinan besar mengidap kleptomania, sebuah gangguan mental yang ditandai dengan dorongan kuat untuk mencuri, meskipun barang yang diambil tidak diperlukan atau bernilai rendah.
"Sampai sekarang, neneknya sudah sangat lelah karena uangnya selalu dicuri. Teman-temannya di sekolah juga sering mengeluh. Sekarang, saat anak itu duduk di kelas 4, dia masih terus mencuri dan sering membuat malu. Omnya juga merasa malu dengan orang tuanya karena banyak keluhan dari orang-orang," ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.