Bercanda Berujung Perkelahian, Siswa SDN Ini Duel 3 Vs 3 di Dalam Masjid

Senin 30-09-2024,15:19 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

Ini juga berlaku untuk orang tua, sering ditemukan anak belajar mengolok orang atau melakukan candaan yang bersifat hinaan karena mendengar orang tua melakukan hal yang sama.

BACA JUGA:Sinergi BTN dan Syailendra Capital, Hadirkan Dua Produk Reksa Dana Unggulan untuk Investor Tanah Air

2. Mengenali Perasaan Tidak Suka atas Candaan yang Diterima

Selanjutnya, anak-anak juga perlu diajarkan untuk tahu bagaimana cara mengenali perasaan teman atas candaan yang ia lakukan. Apabila teman lain merasa tidak suka, anak harus menghentikan candaan tersebut.

Misalnya, saat melihat teman mulai cemberut, berteriak karena sakit, terjatuh, dan lain sebagainya, anak harus berhenti bercanda dan ajarkan untuk segera meminta maaf.

3. Ajarkan Anak untuk Berani Mengungkapkan Perasaannya

Terakhir, ketika anak menjadi objek candaan, ajarkan anak-anak untuk mampu mengungkapkan perasaan atau pikirannya. Jika anak-anak merasa tersakiti, anak harus bisa mengungkapkan perasaannya.

Hal ini bisa diajarkan, misalnya dengan bermain role play. Ketika anak mendorong orang tua bisa merespon dengan kalimat, “Stop, aku sakit” sambil menunjukkan ekspresi marah.

BACA JUGA:Pemilik Motor Listrik Merapat! Begini Cara Mudah Merawat Motor Listrik agar Berumur Panjang

Berkaitan dengan mengenali emosi, anak-anak memang harus diajarkan mengenali emosi sejak dini, baik mengenali emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain.

Cara terbaik belajar mengenali emosi adalah dengan menggunaka buku atau film-film kartun edukasi untuk anak-anak.

Ada buku-buku cerita anak yang dimaksudkan untuk mengajar anak mengenal emosi. Cari cerita yang sesuai untuk anak kita. Bacakan sambil bertanya jawab dengan anak tentang isi cerita.

Putri Nurhidayati

Kategori :