"Setelah bertemu, ternyata anak ini sudah tidak sekolah lagi. Dia berhenti sekolah ketika akan naik kelas 9 di Madrasah Tsanawiyah (MTs)," ujar Ipda Supriyadi.
BACA JUGA:Cara Cek Lokasi Ujian CPNS 2024, Ini Tata Tertib yang Berlaku
Lebih lanjut, Ipda Supriyadi menjelaskan bahwa Esa mengirim pesan mungkin karena sedang rindu ayahnya.
Ternyata, ayah Esa telah meninggal dunia, sehingga remaja tersebut merasa sangat kehilangan dan bingung dengan masa depannya.
Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Andang Wastiono, mengatakan bahwa pihaknya berusaha memfasilitasi agar Esa bisa kembali melanjutkan sekolah. Kepolisian juga telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar terkait hal ini.
BACA JUGA:Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Tewasnya Kontraktor dan Mahasiswa Akibat Orderan MiChat
Kehidupan Esa yang Penuh Tantangan
Dari cerita yang beredar, diketahui bahwa Esa tinggal bersama kakeknya, Sanidi (76), di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kehidupan Esa tidak mudah. Sejak kecil, ia sudah harus berpisah dengan orang tuanya. Ibunya, Susanti, bekerja di luar negeri dan sudah tidak ada kabar sejak Esa masih kecil. Sementara itu, ayahnya, Suhebi, tinggal di Kota Serang, Banten.
Esa menceritakan bahwa sejak kecil hingga kelas 4 SD, ia tinggal bersama kakeknya di Blitar. Namun, saat kelas 5 SD, Esa pindah ke Serang untuk tinggal bersama ayahnya. Sayangnya, ketika ayahnya menikah lagi, Esa harus menghadapi konflik dengan ibu tirinya.
BACA JUGA:Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Tewasnya Kontraktor dan Mahasiswa Akibat Orderan MiChat
Esa juga sempat menempuh pendidikan di pondok pesantren dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah di Serang.
Namun, ketika hendak naik kelas 9, ia terpaksa putus sekolah dan kembali ke Blitar pada Agustus 2023. Kepulangannya bukan tanpa hambatan, ia mengaku diusir oleh ibu tirinya.
"Saya pulang ke Blitar pada Agustus 2023. Saya diusir oleh ibu tiri," ungkap Esa. Setelah pulang ke Blitar, Esa tinggal bersama kakeknya. Selama di Blitar, Esa jarang berkomunikasi dengan ayahnya hingga kabar duka datang pada Februari 2024 bahwa sang ayah telah meninggal dunia.
BACA JUGA:Tak Bisa Isi BBM Solar, Mobil Ambulans Turunkan Keranda Jenazah, Pertamina Beri Klarifikasi
Cita-cita Menjadi Abdi Negara
Kehilangan ayahnya membuat Esa merasa semakin kebingungan dengan masa depannya. Ia tidak melanjutkan sekolah dan merasa tidak tahu harus melakukan apa. Namun, di tengah kebingungannya, Esa masih memiliki mimpi.
"Saya bingung dengan masa depan saya. Tapi sebenarnya, saya punya cita-cita untuk menjadi abdi negara. Entah itu jadi TNI, polisi, atau PNS," katanya.