Cabup Indramayu Nina Agustina Cekcok dengan Warga, Merasa Dihadang Pendukung Lucky Hakim

Selasa 05-11-2024,14:40 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

“Karena dia (mengangkat jari) dua-dua, dia ke tengah ya kan, dua-dua gitu, otomatis saya turun. Saya turun ini harus kasih pelajaran,” ujarnya kepada media, dilansir dari Kompas TV.

Nina menambahkan bahwa langkah ini dilakukan untuk mencegah situasi yang berpotensi memicu provokasi dari kedua belah pihak.

Ia juga menyampaikan bahwa tindakan tersebut dilakukan demi menjaga ketertiban di wilayah yang sedang dilaluinya.

BACA JUGA:Update Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus, Korban Jiwa Terus Bertambah, 4 Bandara Ditutup Sementara

Dalam video, Nina bahkan terdengar menyebut nama ayahnya, mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Da'i Bachtiar, sebagai bentuk peringatan.

Dia mengakui menyebut nama ayahnya dalam cekcok tersebut dengan alasan karena merasa perlu menunjukkan identitasnya.

Nina juga menyatakan sempat menghubungi Kapolres Indramayu dan Ketua Bawaslu agar insiden ini tidak berulang.

Dia khawatir jika masyarakat terprovokasi, hal itu bisa berujung pada tindakan yang tidak diinginkan, bahkan bisa saja menyebabkan dirinya terdiskualifikasi dari pemilihan.

BACA JUGA:Duh! 2 Negara Ini Larang Warganya Putar Lagu ‘APT’ Rose BLACKPINK dan Bruno Mars, Apa Alasannya?

Tanggapan Lucky Hakim

Di sisi lain, Lucky Hakim, calon bupati nomor urut 2, membantah klaim dari Nina Agustina yang menyebut bahwa rombongan Bupati Nina telah diadang oleh simpatisannya.

Menurut Lucky, narasi tersebut adalah kebohongan dan tidak sesuai dengan fakta yang terlihat di video.

Menurut Lucky, warga yang tampak dalam video sebenarnya tidak melakukan pengadangan. Dia menjelaskan bahwa warga masih berdiri di tepi jalan dan tidak menghalangi kendaraan Nina dan rombongannya.

Bahkan, Lucky menyebutkan bahwa mobil yang ditumpangi Nina-lah yang memilih berhenti dan memulai konfrontasi.

BACA JUGA:Mengenal Dampak El Nino dan La Nina di Indonesia, Simak Solusinya

Lucky juga merasa bahwa warga yang dicap sebagai simpatisannya dalam insiden tersebut seolah-olah dikriminalisasi dan mendapat ancaman untuk dilaporkan ke pihak berwenang.

“Menurut saya itu satu kebohongan besar. Pertama, dilihat dari video, ini adalah sebuah fakta, tidak ada pengadangan,” ujar Lucky.

Kategori :