Diketahui, usai viralnya video tersebut, sosok perekam video warga binaan Lapas Tanjung Raja Ogan Ilir Sumsel juga tak lepas dari perhatian publik.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, ternyata sosok perekan video tersebut adalah seorang ASN berinisial R.
Diketahui, R menggunakan rekaman video tersebut untuk mengancam para napi atau warga binaan agar ia mendapat uang untuk membeli narkoba.
BACA JUGA:Nyetir Sambil Bercinta dengan Pacar Berujung Petaka, Mahasiswa Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas
Tak hanya itu, R juga ternyata seorang ASN bermasalah dengan memakai narkoba dan sudah dua kali menjalani rehabilitas.
Hal ini diungkap langsung Kadivpas Kanwil Kemenkumham Sumsel, Mulyadi yang mengatakan R sedang dalam proses pemeriksaan oleh Kanwil Kemenkumham Sumsel dan terancam dikenakan sanksi berat yakni pemecatan sebagai ASN.
"Sekarang yang bersangkutan masih ASN dan masih proses pemeriksaan nanti tim Kanwil yang akan memeriksa. Sanksi tegas pasti ada, pecat," ujar Mulyadi, Sabtu 16/11/2024.
Mulyadi mengungkap R adalah pemakai narkoba dan sudah dua kali menjalani rehabilitasi di Lampung dan di Bogor.
Dan terakhir setelah dipindahkan ke Rupbasan Baturaja, ketika Kepala Rupbasannya memeriksa ternyata R masih memakai narkoba.
"Sejak tahun 2021 pegawai ini sudah terindikasi memakai narkoba sudah 2 kali direhabilitasi. Dan yang bersangkutan juga jarang masuk sudah pernah diperiksa Inspektorat Jenderal dan kena hukuman disiplin berat. Terakhir di Rupbasan Baturaja setelah dites urine ternyata masih positif, " tuturnya.
BACA JUGA:Semudah Ini! Begini Cara Top Up Gopay Via ATM Terbaru 2024
Sementara itu, ia juga membantah video yang beredar memperlihatkan napi di Lapas Tanjung Raja diduga pesta narkoba.
Video itu direkam menggunakan handphone salah seorang napi, kemudian memutar lagu remix yang membuatnya terlihat seolah-olah sedang berpesta.
"Itu video lama yang direkam menggunakan handphone napi dan diviralkan oleh Roby," katanya.
Kadivpas menyebut motif R memviralkan video yang digunakan untuk mengancam napi karena membutuhkan uang membeli narkoba.
"Karena dia ada ketergantungan dan butuh uang, dia sering mengancam napi yang kedapatan membawa handphone," katanya.