Namun, Nabi saw. terus mendesak, akhirnya Jibril mau buka jawaban, “Pintu itu dihuni oleh para pelaku dosa besar dari kalangan umatmu. Mereka meninggal dan tak sempat bertaubat.”
BACA JUGA:Yuk Diingat Lagi Tingkatan Surga dan Neraka
2. Neraka Lazha
Menurut Mujahid dalam Tafsîr-nya, kata lazha sendiri berarti ‘menyala-nyala’. Hal ini sejalan dengan yang diinformasi dalam dalam Surat al-Lail, "Maka kami memperingatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala," (Q.S. al-Lail (92): 14).
Lantas, siapakah calon penghuni neraka ini? Lanjutan surat di atas menyampaikan, "Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman)," (Q.S. al-Lail [92]: 15-16).
Menurut Muqatil ibn Sulaiman, Kami memperingatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala, maksud kalian di sana adalah para penduduk Mekah yang mendustakan Al-Quran dan berpaling dari keimanan.
Lebih lanjut, Syekh al-Samaqandi menafsirkan, maksud kata naran talazha dalam ayat tersebut adalah neraka sangat memberatkan para penghuninya, begitu marah kepada mereka, dan menakut-nakuti mereka dengan ringkikan panjangnya.
Adapun orang-orang yang akan memasukinya, menurut al-Samaqandi, adalah mereka yang celaka di penghujung hayatnya karena mendustakan tauhid dan berpaling dari keimanan, berpaling dari ketaatan kepada Allah dan menghadap untuk menaati setan.
Meski saat turunnya, ayat ini ditujukan kepada para penduduk Mekah yang mendustakan Al-Quran dan berpaling dari keimanan, tetapi khithabnya berlaku umum. Artinya, siapa pun yang mendustakan Al-Quran dan berpaling dari keimanan, mereka diancam dengan siksaan yang pedih dalam neraka Lazha ini.
BACA JUGA:Jangan Anggap Enteng Panasnya Api Neraka, Paling Ringan Injak Bara Api Otak Mendidih
3. Neraka Huthamah
Informasi tentang neraka ini dapat kita temukan dalam Surat al-Humazah, "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka," (Q.S. al-Humazah [104]: 4-8).
Lantas siapakah yang diancam dengan siksa neraka ini? Bagian awal surat di atas menyatakan, "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat (al-humazah) lagi pencela (al-lumazah), yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya," (Q.S. al-Humazah [104]: 1-3).
Muqatil ibn Sulaiman menafsirkan, al-humazah adalah pelaku namimah atau orang yang suka mengadu domba dan memakan daging bangkai orang lain karena umpatan-umpatannya. Sedangkan al-humazah adalah orang yang suka menjuluki orang lain dengan julukan yang tidak disukainya.
Berdasarkan ayat di atas, calon penghuni neraka ini adalah orang-orang yang suka mengumpat atau gibah, orang yang suka mengadu domba atau namimah, dan orang yang terpedaya dengan harta kekayaannya. Mereka mengira bahwa harta akan membuat diri mereka kekal di dunia. Padahal, sejatinya harta dan kekayaan adalah perhiasan dunia, kecuali harta yang diinfakkan di jalan Allah swt.