“Pada hari kiamat, kematian akan didatangkan seolah-olah kambing amlah (yang berwarna putih murni; atau warnanya putih dan hitam, dan yang dominan warna putihnya), lalu dihentikan di antara surga dan neraka. Kemudian dikatakan: “Wahai penduduk surga, tahukah kamu ini?” Lalu mereka mengangkat kepala (kepada penyeru itu) dan melihat, serta mengatakan,“Ya, itu kematian.” Dan dikatakan,“Wahai penduduk neraka, tahukah kamu ini?” Lalu mereka mengangkat kepala (kepada penyeru itu) dan melihat, serta mengatakan,“Ya, itu kematian.” Maka diperintahkan terhadap kematian (yang berujud kambing tersebut), lalu ia disembelih. Kemudian dikatakan: “Wahai penduduk surga, kekal, tidak ada kematian! Wahai penduduk neraka, kekal, tidak ada kematian!” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca:
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman. ( Maryam:39). Dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya kepada dunia“. [HR Muslim, no. 2849, dari Abu Sa’id]
Syaikh Al Albani rahimahullah berkata,“Di dalam hadits ini terdapat dalil yang pasti atas batilnya anggapan mengenai binasanya neraka. Karena Dia menjadikan neraka seperti surga, tentang kekekalan penduduk neraka dan apa yang mereka alami yang berupa siksaan selama-lamanya. Sebagaimana surga, selamanya tidak akan binasa. Maka demikian juga neraka, tidak akan binasa selamanya. Dan semua itu nyata, insya Allah Ta’ala.”.
Tim liputan